Diskusi Literasi, Tekankan Makna Penulis Sejati

SUARA CIANJUR
November 17, 2019 | 23:08 WIB Last Updated 2020-09-05T20:14:32Z
Diskusi Literasi, Tekankan Makna Penulis Sejati

SUARA CIANJUR  ■ STKIP PGRI Ponorogo selenggarakan diskusi literasi, pada Sabtu 16 November 2019. Diskusi ini bekerjasama dengan komunitas Kamar Kata Karanganyar.

Hadir sebagai pemantik diskusi adalah Sutejo selaku Ketua STKIP PGRI Ponorogo dan pakar literasi Nasional, Yuditeha pendiri Komunitas Kamar Kata, dan Frengky pengamat budaya.

Acara yang berlangsung di Graha Saraswati STKIP PGRI Ponorogo ini, diawali oleh penampilan dari kolaborasi UKM Musik dan HMP (Himpunan Mahasiswa Penulis). Dalam kolaborasi tersebut, mereka menampilkan gubahan cerita pendek berjudul Dua Tragedi, Sejarah Maaf, dan Ziarah Hati menjadi musikalisasi puisi berjudul Pusara Hati.

“Tragedi adalah makna yang menggetarkan jiwa penulisnya. Semakin sering mereka tersakiti maka mereka akan semakin produktif. Hal ini karena karya bisa jadi obat, jika obat dokter tidak bisa menjadi manjur, maka karya menjadi obat jiwa,” Ungkap Sutejo yang disambut oleh tepuk tangan peserta diskusi.

Menurut Sutejo, acara diskusi kali ini berfokus pada proses kreatif teman-teman Komunitas Kamar Kata. Komunitas yang bergiat di Karanganyar ini baru saja menerbitkan buku kumpulan cerita berjudul Dua Tragedi, Sejarah Maaf, dan ZiarahHati.

“Di Kamar Kata, kami tidak sekadar diajarkan teknik menulis, namun bagaimana memoles mental menjadi seorang penulis sejati,” ungkap Ruly penulis novel Tidak Ada Kartu Merah Hari ini (Gramedia), anggota Komunitas Kamar Kata.


Hal ini tentu sesuai yang dipaparkan Sutejo sebagai pembuka diskusi. Hari ini, sudah banyak lahir penulis baru. Bahkan tidak sedikit pula yang karyanya sudah dikenal. Sutejo menggaris bawahi bahwa seorang penulis sejati bukan hanya mengandalkan kualitas tulisannya.

Namun bagaimana ia bisa menjadi penyala semangat dan kreativitas bagi penulis lain. “Dan tentu hal ini telah dilakukan Pak Yudi sebagai Kepala Sekolah Kamar Kata,” ungkapnya kemudian.

Menurut Agus, staf Humas, diskusi literasi ini merupakan bagian dari komitmen STKIP PGRI Ponorogo untuk menjaga atmosfer literasi di lingkungan Ponorogo. Faktanya, peserta diskusi ini berasal dari kalangan siswa, guru, mahasiswa, hingga praktisi literasi.

“Sangat antusias, dan tentu kami berharap kegiatan diskusi seperti ini akan berlanjut. Saya bahkan tak sabar menanti pemateri diskusi selanjutnya,” ungkap Nafi, salah satu peserta diskusi. ***

Sapta Arif N.W. Aktivis Pramuka yang bergiat di Sekolah Literasi Gratis STKIP PGRI Ponorogo.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Diskusi Literasi, Tekankan Makna Penulis Sejati

Trending Now

Iklan