SUARA CIANJUR ■ Untuk meminimalisir resiko bencana, Pemerintah Kabupaten Cianjur melaksanakan apel kesiapsiagaan menghadapi bencana Hidrometeorologi di halaman Pendopo Pemkab Cianjur, Rabu (11/11/2020).
Kegiatan tersebut dimaksudkan agar risiko terhadap bencana dapat diatasi dan diminimalisir dengan cepat.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur Irfan Sopyan mengatakan, dengan adanya relawan yang dibentuk di setiap desa, membuat risiko bencana bisa diminimalisir dan penanganannya bisa lebih tanggap.
“Pemerintah Kabupaten Cianjur menyiapkan relawan dan alat berat menghadapi potensi bencana hingga akhir 2020,” kata Irfan.
Menurutnya, berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Cianjur masih berada di urutan atas sebagai daerah dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi dan menempati urutan kedua daerah paling rawan bencana di Jawa Barat.
“Untuk di Jawa Barat Cianjur ini kedua, sedangkan secara nasional Cianjur berada di urutan ke-20,” kata Irfan, Rabu (11/11/2020).
Menurutnya 360 desa dan kelurahan di 32 kecamatan di Cianjur memiliki kerawanan bencana, mulai dari puting beliung, banjir, hingga longsor.
“Relawan yang dibentuk di setiap desa ini nantinya diharapkan agar risiko bencana dapat diminimalisir dan penangannannya bisa lebih tanggap,” papar Irvan.
Sementara, PJs Bupati Cianjur Dudi Sudrajat Abdurachim mengatakan, menghadapi cuaca ekstrem dan penerapan status siaga bencana di Jawa Barat, Pemkab Cianjur terus menyiapkan diri.
“Cianjur sendiri belum menetapkan status siaga bencana. Tapi kami persiapkan diri. Tadi kami sudah gelar apel siap siaga bencana, kami cek dan persiapkan mulai dari peralatan, SDM, hingga SOP penanganan bencana," kata dia.
Rencananya, kata Dudu, Pemkab Cianjur segera menyiapkan pos logistik untuk wilayah Cianjur selatan.
"Pos logistik disiapkan agar distribusi bantuan bisa lebih cepat jika terjadi bencana di wilayah selatan,” imbuhnya.
■ Ginanjar
