Tegaskan Sikap!, Pendeta GKAI dan Ahli Waris: Siap Pertahankan Rumah Tuhan Meski Harus Korbankan Segalanya

suaracianjur.com
Maret 05, 2025 | 19:53 WIB Last Updated 2025-03-05T12:57:16Z
Foto: Dok. (Indra/SC) Konflik sengketa tanah peninggalan almarhum Timbul Panggabean yang menjadi lokasi berdirinya Gereja Kristen Alkitab Indonesia (GKAI) di Desa Palasari, Kecamatan Cipanas, semakin memanas.

SUARA CIANJUR | CIPANAS - Konflik sengketa tanah peninggalan almarhum Timbul Panggabean yang menjadi lokasi berdirinya Gereja Kristen Alkitab Indonesia (GKAI) di Desa Palasari, Kecamatan Cipanas, semakin memanas. Setelah Pendeta gereja, Parhimpunan Simatupang, dan Irene Hasiana Panggabean sebagai pihak ahli waris, dengan tegas menyatakan sikap mereka atas kasus tersebut, yang melibatkan pihak Bank BPR dan oknum yang diduga menggunakan preman untuk memaksa pengambil alihan lahan.

Dalam sesi wawancara dengan awak media suara cianjur, Pendeta Parhimpunan Simatupang memberikan pernyataan tegas atas peristiwa yang terjadi pada hari Rabu, 5 Maret 2025. 

“ Kalau untuk Rumah Tuhan, saya siap melakukan apa pun, bahkan mati sekalipun. Ini bukan soal hotel atau penginapan, ini soal tempat ibadah umat yang telah berdiri selama 40 tahun,” tegasnya.  

Ia juga menyayangkan tindakan pihak-pihak yang mengatasnamakan hukum tetapi bertindak di luar koridor yang seharusnya. 

“ Saya sudah menghubungi Direktur Bank BPR Supra, saudara Adrian, untuk meminta klarifikasi. Tetapi sampai detik ini kami hanya mendapat tekanan. Premanisme dan kapitalisme tidak boleh masuk ke dalam urusan rumah ibadah!," tandasnya.

Menurut pendeta, aksi intimidasi oleh kelompok yang mengaku dari pihak bank telah menciptakan ketegangan di kalangan jemaat.

" Kami menyerukan kepada Kapolres Cianjur dan Bupati Cianjur Bapak dr.Wahyu untuk bertindak tegas. Kami jemaat tidak akan tinggal diam jika tindakan seperti ini terus berlanjut," terangnya.
Foto: Dok. (Indra/SC) Konflik sengketa tanah peninggalan almarhum Timbul Panggabean yang menjadi lokasi berdirinya Gereja Kristen Alkitab Indonesia (GKAI) di Desa Palasari, Kecamatan Cipanas, semakin memanas.

Irene Hasiana Panggabean, salah satu ahli waris tanah tersebut, juga memberikan pernyataan tegas tentang situasi yang terjadi. Ia mengungkapkan rasa ketakutannya atas aksi pihak yang mencoba mengambil alih lahan yang masih berada dalam proses hukum. 

" Kami merasa diteror, padahal masalah ini belum ada putusan tetap dari Pengadilan Negeri Cianjur. Bahkan kemarin, baru saja ada peninjauan lokasi oleh pengadilan," keluh Irene.  

Tindakan masuknya sekelompok orang ke area gereja juga dipertanyakan oleh Irene. 

“Justru yang kami herankan, kenapa tiba-tiba kelompok tersebut datang ke gereja kami, padahal lokasi ini masih dalam status sengketa. Apa tujuan mereka? Bahkan pagi itu, kelompok ini mencoba membongkar gembok gereja. Ini sudah di luar batas!," ucap Irene keheranan.

Majelis gereja, Rudi Siregar, turut memberikan kesaksian terkait aksi yang terjadi di pagi hari tersebut 

" Sekitar pukul 08.00 WIB, saya melihat beberapa orang mendekat ke gerbang gereja. Mereka memaksa saya untuk membuka gerbang, tetapi saya menolak karena tidak ada alasan yang jelas dari mereka. Mereka juga mencoba sendiri membuka pintu,” terang Rudi kepada awak media.

Rudi memastikan tidak ada ancaman fisik yang langsung, tetapi terdapat tekanan berupa pemaksaan. 

" Saya langsung menghubungi pihak tertua gereja dan pendeta untuk melaporkan kejadian ini,” ungkapnya.

Harapan, Pendeta Simatupang, Irene Hasiana Panggabean, serta para majelis, berharap pemerintah daerah dan aparat keamanan memberikan perhatian serius pada kasus ini. 

“ Kami hanya ingin menjalankan ibadah dengan tenang. Biarkan proses hukum berjalan sesuai aturan yang berlaku tanpa ada tekanan dari pihak mana pun,” jelas mereka kompak.

Kasus ini masih dalam tahap persidangan di Pengadilan Negeri Cianjur, tetapi insiden yang terjadi memberikan tekanan besar pada pihak gereja dan ahli waris. Hingga saat ini, jemaat GKAI menyatakan akan terus mendukung penuh upaya mempertahankan tanah hingga ada kejelasan hukum yang final.

(Indra)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tegaskan Sikap!, Pendeta GKAI dan Ahli Waris: Siap Pertahankan Rumah Tuhan Meski Harus Korbankan Segalanya

Trending Now

Iklan