Foto: Dok. (AJ-SC) Tim peneliti Sekolah Vokasi IPB University melakukan demonstrasi hasil riset pengolahan limbah organik berbasis bioaktivator kepada para guru dari tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Cianjur. |
SUARA CIANJUR | CIANJUR - Tim peneliti Sekolah Vokasi IPB University melakukan demonstrasi hasil riset pengolahan limbah organik berbasis bioaktivator kepada para guru dari tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Cianjur. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Berdikari Emas 2025 yang didukung oleh Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Saintek, Kemendikbudristek, melalui pendanaan dari LPDP.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan hasil riset inovatif yang telah dikembangkan bersama mitra industri, Okiagaru Agricoop, dan petani binaan di Cianjur. Ketua Tim Peneliti, Dr. Doni Sahat Tua Manalu, menyampaikan bahwa program ini bukan hanya menciptakan solusi teknis, tetapi membangun kolaborasi lintas sektor untuk pertanian berkelanjutan.
“ Hasil penelitian ini merupakan langkah bersama yang melibatkan banyak mitra, tidak hanya dari tim peneliti IPB, tapi juga Okiagaru, petani binaan, dan SMK-SMK di Kabupaten Cianjur. Kami ingin inovasi ini memberi manfaat nyata dan bisa direplikasi lebih luas,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, guru-guru dari SMKN 2 Pacet, SMKN 2 Cilaku, dan SMKN 1 Pagelaran mendapat pemaparan tentang formulasi bioaktivator terbaik, yakni kombinasi air cucian beras dan keong sawah, serta diajak melihat langsung proses pembuatan pupuk organik padat dan cair. Lokasi diseminasi dilakukan di fasilitas Okiagaru Agricoop, termasuk area “Rumah Pupuk” yang menjadi pusat pengolahan limbah organik hasil kolaborasi riset.
Selain pemaparan teknis, kegiatan ini juga menjadi momen diskusi untuk membangun sinergi jangka panjang antara pendidikan tinggi vokasi dan pendidikan menengah kejuruan. Agief Julio Pratama, MSi, salah satu tim peneliti, menegaskan pentingnya kesinambungan adopsi hasil riset.
Ia menyampaikan bahwa ke depan, SMK dan mitra lainnya diharapkan terus membuka diri terhadap berbagai inovasi dari program Berdikari Emas.
Foto: Dok. (AJ-SC) Tim peneliti Sekolah Vokasi IPB University melakukan demonstrasi hasil riset pengolahan limbah organik berbasis bioaktivator kepada para guru dari tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Cianjur. |
“ Ini bukan hanya proyek jangka pendek, tapi upaya berkelanjutan agar hasil riset bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat pendidikan dan komunitas lokal,” ujarnya.
Antusiasme positif juga datang dari pihak sekolah. Wakil Kepala Sekolah SMKN 2 Pacet, Yuwanda, menyebut kegiatan ini sebagai langkah luar biasa. Menurutnya, kehadiran IPB University sebagai institusi pendidikan ternama dalam bidang pertanian telah memberikan dampak nyata dalam mendorong inovasi lingkungan di tingkat satuan pendidikan.
“ Apa yang dilakukan oleh tim peneliti IPB ini sangat luar biasa. IPB bukan hanya menghasilkan ilmu, tapi juga membawa manfaat konkret dalam pengembangan produk-produk lingkungan yang bisa kami terapkan di sekolah,” katanya.
Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, ketiga SMK yang hadir menyatakan komitmennya untuk mengintegrasikan hasil riset bioaktivator ke dalam kurikulum berbasis praktik. Selain sebagai bentuk penguatan materi ajar, langkah ini diharapkan dapat membuka peluang kewirausahaan hijau bagi siswa.
Kegiatan ini menandai perluasan dampak dari program pengembangan pertanian hijau yang sebelumnya telah dijalankan bersama petani binaan. Dengan melibatkan SMK sebagai mitra baru, Sekolah Vokasi IPB University memperkuat perannya dalam membangun ekosistem pendidikan vokasional yang aplikatif dan berkelanjutan.
Dukungan lintas sektor dan replikasi model ini ke berbagai wilayah menjadi harapan besar ke depan. Sekolah Vokasi IPB berkomitmen terus memfasilitasi transfer teknologi, inovasi, dan praktik baik kepada sebanyak mungkin mitra pendidikan dan komunitas lokal di Indonesia.
(Red)