Foto: Dok. (AJ-SC) Tim Peneliti Program Katalisator Kemitraan Berdikari Sekolah Vokasi IPB University Gandeng SMK di Cianjur untuk Adopsi Inovasi Pengolahan Limbah dan Bioaktivator Berbasis Riset. |
SUARA CIANJUR | CIANJUR - Sekolah Vokasi IPB University terus memperluas dampak riset terapan berbasis lingkungan dengan menggandeng sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Cianjur sebagai mitra adopsi inovasi bioaktivator dan pupuk organik.
Kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen SV-IPB dalam mendiseminasikan praktik baik pengelolaan limbah berbasis sains, serta membangun jejaring pendidikan vokasional yang tangguh dan berkelanjutan.
Tiga SMK yang dilibatkan dalam program ini adalah SMKN 2 Pacet, SMKN 2 Cilaku, dan SMKN 1 Pagelaran. Ketiganya telah mengikuti sosialisasi hasil riset bioaktivator di Okiagaru Agricoop mitra industri utama dalam proyek ini sekaligus menyaksikan langsung proses pengolahan limbah organik menjadi pupuk padat dan cair yang telah dikembangkan oleh tim peneliti SV-IPB.
“ Ini adalah upaya konkret kami untuk menularkan praktik baik pengelolaan limbah organik ke institusi pendidikan vokasi tingkat menengah. SMK sebagai mitra strategis sangat potensial untuk mengadopsi dan menerapkan teknologi tepat guna ini dalam kegiatan pembelajaran mereka,” ungkap Dr. Doni Sahat Tua Manalu, Ketua Tim Peneliti SV-IPB.
Program ini dirancang untuk mendukung integrasi inovasi ke dalam kurikulum SMK, baik melalui pengembangan unit produksi sederhana maupun kegiatan workshop yang melibatkan guru dan siswa secara aktif.
Salah satu inovasi yang disosialisasikan adalah formulasi bioaktivator dari air cucian beras yang dikombinasikan dengan keong sawah—terbukti memberikan hasil paling optimal dalam fermentasi limbah organik.
“ Kami tidak hanya mengenalkan produknya, tetapi juga proses saintifik di baliknya. Guru-guru SMK kini melihat potensi ini sebagai bahan ajar yang aplikatif dan bernilai ekonomi,” lanjut Dr. Doni.
SMKN 2 Pacet menjadi tuan rumah dalam kunjungan lapangan kali ini, karena sekolah tersebut telah menjalin kemitraan dengan Okiagaru Agricoop, termasuk dalam bentuk program Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan pengiriman guru tamu dari pihak industri.
Kegiatan diseminasi dilakukan dalam tiga agenda utama: pemaparan hasil bioaktivator, demonstrasi proses produksi pupuk padat dan cair, serta diskusi teknis dengan para guru dan siswa untuk adopsi lebih lanjut.
Langkah ini mendapat sambutan positif dari pihak SMK. Mereka menilai program ini dapat menjadi penguatan karakter vokasional siswa dalam bidang pertanian ramah lingkungan, sekaligus mendorong terbentuknya unit produksi sederhana berbasis teaching factory.
Dengan melibatkan SMK, SV-IPB berharap inovasi yang dikembangkan tidak hanya berhenti pada skala laboratorium atau pilot project, melainkan terus tumbuh melalui replikasi di berbagai daerah. Kolaborasi ini juga menjadi bentuk dukungan terhadap kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dalam memperkuat sinergi antara pendidikan tinggi vokasional dan pendidikan menengah kejuruan.
“Ekosistem vokasi harus tumbuh dari hulu ke hilir. Ketika inovasi bisa ditularkan sejak dini, maka kita tengah menyiapkan generasi muda yang tidak hanya paham teori, tetapi juga siap menjadi pelaku perubahan di bidang lingkungan dan pertanian berkelanjutan,” pungkas Dr. Doni.
(Red)