Tanggapi Pernyataan Sekdes Cikaroya, Koordinator Aksi Unjuk Rasa Buka Suara: Menghindari Chaos, terpaksa tolak tawaran Audiensi

suaracianjur.com
Juli 29, 2025 | 17:35 WIB Last Updated 2025-07-29T11:15:57Z
Foto: Dok. (Dang/Goesta-SC) Tanggapi Pernyataan Sekdes Cikaroya, Koordinator Aksi Unjuk Rasa Buka Suara: Menghindari Chaos, terpaksa tolak tawaran Audiensi.

SUARA CIANJUR | WARUNGKONDANG - Menanggapi pernyataan Lili Akbar Sekretaris Desa Cikaroya, pasca terjadinya aksi unjuk rasa pada hari Senin, 28 Juli 2025, yang menyatakan bahwa peserta aksi menolak tawaran audiensi, menanggapi statement tersebut. Koordinator aksi unjuk rasa Asep alias Udog angkat suara.

" Kami menolak audien bukan tanpa alasan, pada saat itu kami melihat ada masa tandingan, untuk menghindari chaos kami terpaksa membubarkan diri," jelasnya. Selasa (29/7/2025).

" Artinya kami bukan menolak ajakan audiensi, tapi melihat kondisi yang memungkinkan terjadinya chaos," Imbuhnya.

Lanjut Udog; " Jauh- jauh hari sebelum aksi unjuk rasa digelar. Beliau merekrut masa tandingan," ungkapnya.

" Saya melihat suasana saat itu sudah mulai panas, jadi orasi pun dihentikan, sebenarnya saya mau audien, tapi karena melihat masa tandingan, bahkan ada yang dari luar juga, karena saya tidak mengenal mereka, tapi sebagian lagi ada yang saya kenal, untuk menghindari chaos, kami pun memilih membubarkan diri," terangnya.

Yang menjadi tuntutan peserta unjuk rasa pada saat itu pointnya apa saja? tanya awak media.

" Tuntutan kami itu ada 8 point," jawabnya.

Selanjutnya Udog selaku Ketua Koordinator Unjuk Rasa menerangkan 8 point tuntutan warga.

Point- point tuntutan warga:

1. Tranparansi APBDes sesuai dengan Undang-undang nomor 14 tahun 2018 tentang keterbukaan informasi publik, dan sesuai Permendagri nomor 20 tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan dengan azas transparan dan akuntabel.

2. Menuntut penjelasan Kepala Desa terkait dengan anggaran Ketahanan Pangan Desa tahun 2022, 2023, dan 2024 (Bagaimana mekanismenya, siapa penerima manfaat ketahanan pangan, dan apa kegiatannya).

3. Menuntut penjelasan Kepala Desa tentang anggaran dana desa kebencanaan dari dana desa, pada saat terjadinya gempa bumi cianjur.

4. Menuntut mundur anggota BPD yang tidak aktif dalam menyerap aspirasi masyarakat, dan lemah dalam pengawasan kinerja Pemerintahan Desa.

5. Menuntut penjelasan Kepala Desa terkait tentang anggaran dana desa (DD) yang di peruntukan untuk penguatan dan peningkatan kapasitas tenaga keamanan desa (Linmas).

6. Menuntut penjelasan Kepala Desa terkait anggaran alokasi dana desa (DD) yang dipergunakan untuk apa saja.

7. Menolak nepotisme dalam pengangkatan perangkat desa (Anak atau Saudara).

8. Menuntut mundur dari jabatan kepala desa, karena sudah tidak sesuai dengan aturan transparansi APBDes, sesuai dengan undang-undang nomor 14 tahun 2018 tentang keterbukaan informasi publik dan sesuai Permendagri nomor 20 tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan desa, dengan azas transparansi dan akuntabel.

Sebelumnya pada Senin, 28 Juli 2025 pasca terjadinya aksi unjuk rasa, Sekdes Cikaroya Lili Akbar kepada awak media suara cianjur mengatakan.

" Kami sudah berupaya memfasilitasi pengunjuk rasa untuk menyampaikan tuntutannya melalui audiensi, namun mereka menolak," ujar Lili kepada awak media suara cianjur, Senin (28/7/2025).

" Dari pihak terkait juga turut menengahi, dengan menyarankan gelar audiensi, tapi mereka tetap tidak mau, maunya orasi saja," imbuh Lili menirukan ucapan peserta aksi.

Puluhan pengunjuk rasa menuntut apa saja? tanya awak media.

" Tuntutannya yaitu tentang transparansi, dan ingin me-non aktifkan BPD, intinya mereka ingin menurunkan kepala desa," ungkap Lili.

Lili menambahkan, Kami berharap adanya audiensi dengan perwakilan aksi unjuk rasa. Karena dengan digelarnya audiensi Imbasnya akan memunculkan kejelasan," terangnya.

Lanjut Lili. " Sebelumnya sudah di jadwalkan audensi, minggu kemarin sudah di acarakan audensi, cuma mereka tidak datang, baru datang hari ini, sekarang di panggil audensi juga tidak mau," ungkapnya.

Lebih lanjut Lili menjelaskan. Kita dari pihak desa inginnya menjelaskan kepada mereka lewat audiensi, apapun hasilnya, puas atau tidak puas, itu kan kembali lagi ke mereka, yang penting kita sudah menjelaskan, kalau misalkan audensi jadi di gelar.

" Kalau unjuk rasa hanya di isi orasi saja, kita ngak tahu yang jadi tuntutan itu apa?, kita tidak di kasih hak jawab kalau orasi aja mah," tandasnya.

Kejadian unjuk rasa tersebut, dianggap Lili sebagai cambuk untuk Pemdes Cikaroya. Untuk kedepannya agar lebih baik lagi.

" Ya kalau dari pemerintah desa Cikaroya Alhamdulillah, mengucapkan terima kasih kepada warga desa Cikaroya, karena adanya kegiatan tersebut berarti masih ada warga desa Cikaroya yang masih cinta kepada desa Cikaroya. Itu menjadi pecutan buat kami perangkat desa Cikaroya agar kita lebih baik, lebih bisa menjaga kredibilitas desa Cikaroya, intinya lebih baik lagi ke depan nya," tutup nya

(Goesta/Dang)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tanggapi Pernyataan Sekdes Cikaroya, Koordinator Aksi Unjuk Rasa Buka Suara: Menghindari Chaos, terpaksa tolak tawaran Audiensi

Trending Now

Iklan