Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango Dipenuhi Sampah, Cermin Buram Budaya Pendakian di Indonesia

suaracianjur.com
September 13, 2025 | 21:38 WIB Last Updated 2025-09-13T14:44:25Z
Foto: Dok. (Indra/SC) Jalur pendakian menuju puncak Gunung gede pangrango, rute gunung putri dipenuhi tumpukan sampah.

SUARA CIANJUR | CIANJUR - Gunung Gede Pangrango, ikon konservasi sekaligus destinasi wisata alam favorit di Jawa Barat, tercoreng oleh ulah oknum pendaki. Jalur Gunung Putri, salah satu rute utama menuju puncak, dipenuhi tumpukan sampah plastik, botol minuman sekali pakai, hingga bungkus makanan instan. Kondisi memprihatinkan ini terungkap pada Sabtu (13/9/2025). Sebulan setelah Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) telah melakukan aksi pembersihan besar- besaran pada Jumat, 18 Juli 2025.

Fenomena berulang ini menegaskan bahwa masalah sampah di gunung bukan sekadar urusan teknis pembersihan, melainkan mencerminkan rendahnya kesadaran sebagian pendaki. Sampah Selalu Datang Bersama musim liburan.

Agus Deni, Humas BBTNGGP, tak menutupi kekecewaannya. Ia menyoroti pola yang sama setiap tahun: jalur bersih setelah gotong royong, lalu kembali kotor saat musim liburan.

“Pembersihan sudah kami lakukan, tapi sampah selalu datang kembali bersama libur panjang. Selama kesadaran pendaki tidak berubah, pekerjaan ini seperti lingkaran setan yang tidak ada ujungnya,” ujar Agus kepada wartawan, Sabtu (13/9/2025).

Pernyataan tersebut memperlihatkan persoalan budaya pendakian di Indonesia, yang kerap berhenti pada euforia menaklukkan puncak, tanpa disertai tanggung jawab menjaga kelestarian.

Jalur Favorit, Beban Terberat

Gunung Putri adalah gerbang utama menuju puncak Gede Pangrango. Ribuan pendaki melewati jalur ini setiap bulan, terutama saat libur sekolah. Popularitas itu berbanding lurus dengan volume sampah yang melonjak drastis.

Di sepanjang jalur, sisa plastik sekali pakai, botol minuman, hingga bungkus kopi sachet berserakan. Pemandangan itu kontras dengan semangat konservasi yang seharusnya menjadi jiwa pendakian.

“Gunung bukan tempat sampah. Jalur pendakian bukan tempat membuang plastik atau botol. Gunung adalah ruang hidup bersama yang harus kita jaga,” tegas Agus.

Strategi BBTNGGP: Edukasi, Kolaborasi, Penegakan SOP.

Menghadapi masalah kronis ini, BBTNGGP menyiapkan sejumlah langkah:

1. Sosialisasi intensif kepada pendaki melalui pengelola jasa wisata.

2. Pengendalian kemasan makanan, mendorong pendaki menggunakan wadah pakai ulang.

3. Kolaborasi dengan APGI, agar pemandu menjadi agen edukasi sekaligus pengawas lapangan.

4. Pemberdayaan masyarakat sekitar, termasuk pedagang dan warga, agar turut menjaga kebersihan.

5. Penerapan SOP pendakian yang lebih ketat, dengan sanksi tegas bagi pelanggar.

“BBTNGGP tidak bisa bekerja sendiri. Sampah gunung hanya bisa dikendalikan jika setiap pendaki sadar dan bertanggung jawab,” tegas Agus.
Foto: Dok. (Indra/SC) Jalur pendakian menuju puncak Gunung gede pangrango, rute gunung putri dipenuhi tumpukan sampah.


Lebih dari Sekadar Sampah: Ancaman Ekologi dan Citra Wisata

Sampah plastik bukan sekadar merusak pemandangan. Ia bisa mencemari sumber mata air, melukai satwa liar, hingga mengganggu keseimbangan ekosistem pegunungan. Lebih jauh, reputasi Gunung Gede Pangrango sebagai destinasi wisata kelas dunia pun terancam tercoreng.

Indonesia, yang tengah gencar mendorong pariwisata berkelanjutan, bisa kehilangan daya tarik jika gunung-gunungnya dikenal sebagai tempat penuh sampah.

Pertanyaan Besar: Sampai Kapan?

Masalah sampah di jalur pendakian bukan cerita baru. Dari Semeru hingga Rinjani, pola serupa terus terulang: pendaki ramai-ramai naik gunung, meninggalkan jejak sampah, lalu berharap petugas yang membersihkan.

Kasus Gunung Putri kini menjadi cermin buram budaya pendakian di Indonesia. Apakah pendakian hanya berhenti pada foto di puncak untuk media sosial, ataukah ada tanggung jawab moral menjaga alam?

Pesan penutup dari TNGGP sederhana namun keras:

“Keberhasilan menjaga Gunung Gede Pangrango bukan ditentukan oleh seberapa sering aksi bersih-bersih dilakukan, melainkan oleh kesadaran setiap pendaki. Jika ingin gunung tetap indah, mari bawa turun kembali sampah kita sendiri," tegas Agus Deni, Humas BB-TNGGP.

(Indra)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jalur Pendakian Gunung Gede Pangrango Dipenuhi Sampah, Cermin Buram Budaya Pendakian di Indonesia

Trending Now

Iklan