| Foto: Dok. (Net) Gambar ilustrasi aktivitas belajar mengajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Gambar istimewa). |
SUARA CIANJUR | CIANJUR - Permasalahan catut nama menjadi peserta didik di PKBM Nurul Iman- Sukaresmi tanpa sepengetahuan orang tua, setelah melaksanakan penandatanganan kuasa, kini perkaranya resmi ditangani oleh kantor hukum KS Law Firm and Partner.
Sebelumnya, Ibu kandung korban (Ai Lasmawati) saat mengecek data penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) mengaku kaget, karena nama anaknya Arip Rahman Hakim di aplikasi sipintar tercatat sebagai penerima manfaat, atas kejadian tersebut dirinya merasa heran, sekaligus kaget, karena tidak pernah mendaftarkan kejar paket C anaknya di PKBM Nurul Iman.
Saat dikonfirmasi awak media, Kusnandar Ali, S.H., C.L.A., Kuasa hukum Keluarga Ai Lasmawati dari Kantor Hukum KS Law Firm and Partner, menegaskan bahwa, data peserta didik bukan sekadar administrasi. Data tersebut memiliki konsekuensi hukum, administratif, bahkan berdampak pada hak-hak anak.
" Setiap dugaan ketidaksesuaian wajib diklarifikasi secara objektif dan terbuka," tandasnya, Kamis (25/12/2025).
Lanjut Kusnandar: " Klien kami merasa dirugikan karena data anaknya diduga digunakan atau dicantumkan tidak sebagaimana mestinya," ungkapnya.
" Karena itu kami memilih menempuh jalur hukum agar persoalan ini jelas dan tidak merugikan pihak lain,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa azas kehati-hatian dan praduga tidak bersalah tetap harus dijunjung tinggi. Namun demikian, menurutnya, klarifikasi dan verifikasi oleh instansi berwenang merupakan langkah yang tidak bisa dihindari.
“Jika benar terdapat perbedaan antara data yang dilaporkan dengan kondisi faktual, maka hal tersebut berpotensi melanggar ketentuan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional serta peraturan teknis terkait pendataan dan bantuan pendidikan,” bebernya.
Kusnandar Ali juga menilai bahwa Dinas Pendidikan dan Inspektorat Daerah memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan administratif, pembinaan, hingga audit, guna memastikan tidak terjadi pelanggaran yang merugikan peserta didik maupun negara.
“Langkah pengawasan penting agar kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan non formal tetap terjaga. Jika tidak ada pelanggaran, maka hasil pemeriksaan akan memulihkan nama baik lembaga. Sebaliknya, jika ditemukan pelanggaran, penegakan aturan harus dilakukan secara tegas,” katanya.
Sebelumya, Jujun Junaedi, S. Pd. MM., selaku Ketua Yayasan PKBM Nurul Iman di hubungi awak media melalui sambungan aplikasi perpesanan WhatsApp menjelaskan.
" Berkaitan sareng eta murangkalih nya, kan sesuai dengan program pak Bupati untuk meningkatkan IPM di Kabupaten Cianjur, setiap keluaran SMP kedah didata ku sakola masing-masing, kanggo dikolektifkeun didaftarkeun SMA/SMK anu sederajat, kaleresan eta nu di SMPN 2 teh dikolektifkeun ku guruna bu Engkur sareng pak Deni, margi sesuai sareng program Bupati panginten dilebetkeun tah ka PKBM," jelas Jujun, Senin (22/12/2025).
Jujun pun mengakui bahwa dirinya belum menghubungi pihak siswa maupun orang tua yang bersangkutan dengan alasan tidak mempunyai nomor hp nya.
" Kaleresan nu sanes mah sok aya nomor kontakna sok tiasa dihubungi, tah nu teu acan aya kontakna mah ku abdi sok sambil ditelusuri we sambil berjalan kitu ari di PKBM mah," jelasnya.
" Matak aya murangkalih nu kengeng PIP ge teu acan tiasa dihubungi, kaleresan kelas 10 mah teu acan nembe bade di aktivasi, margi teu acan aya norek na teu acan aya uang na di BNI ge kitu panginten," bebernya menggunakan bahasa daerah.
Jujun juga menyinggung soal aktivasi buku rekening PIP yang bersangkutan, dan berencana melakukan verifikasi.
" Perkawis bantosan PIP Arip Insyaallah abdi panginten bade ngalakukeun verifikasi heula panginten, kaleresan teu aya nomor kontakna," katanya.
Lebih lanjut Jujun menjelaskan sudah bertemu langsung dengan Ai Ibu kandung Arip, saat pembagian buku raport di salah satu sekolah dasar.
" Kaleresan abdi tadi uih tiluhur teras ka Cisalak, teras aya orang tua murid nu nyarandak raport, kaleresan abdi teh naroskeun Arip teh ka ibu na pisan, ku abdi ditaroskeun, bu kumaha Arip teh naha teu wawartos ka ibu da di sakola mah tos didaftarkeun, saurna muhun saur pak Denis mah tos didaftarkeun secara kolektif, tah ayeuna mah teu langkung ibu kanggo kapayunna mah bade diteraskeun atanapi henteu na mah mangga teu langkung ibu," katanya kepada awak media menjelaskan obrolan dengan Ibu kandung Arip.
Goesta/Rafli.