Kritik Penilaian Gapura Sri Baduga 2025, Kades Ciherang: Transparansi Penilaian Dipertanyakan, Kerja Nyata Terabaikan

suaracianjur.com
September 18, 2025 | 15:35 WIB Last Updated 2025-09-18T08:41:03Z
Foto: Dok. (Indra/SC) Kepala Desa Ciherang Kecamatan Pacet Acep Haryadi, SE.

SUARA CIANJUR | PACET - Penilaian Ajang Gapura Sri Baduga 2025 mendapat kritikan tajam dari Kepala Desa Ciherang. Menurutnya kritik ini bukan hanya suara Ciherang, melainkan keresahan kolektif para kepala desa di kecamatan pacet, yang menilai proses penilaian berlangsung tertutup, minim transparansi, dan tidak memberi ruang evaluasi bagi desa peserta.

Ia juga mengatakan, bahwa desa-desa di kecamatan pacet tidak pernah diberitahu secara terbuka terkait hasil penilaian maupun aspek-aspek yang menjadi kekurangan. Penilaian yang langsung dilaporkan dari kecamatan ke Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten, tanpa disampaikan terlebih dahulu ke desa, membuat para kepala desa merasa kerja keras mereka tidak dihargai.

“ Kami tidak tahu kekurangan kami di mana. Kalau sejak awal disampaikan hasilnya, kan bisa kami perbaiki untuk ke depannya. Tapi ini langsung ditutup rapat, desa hanya menerima keputusan jadi. Itu jelas tidak transparan,” tegas Acep. Kamis (18/9/2025).

Ia mencontohkan, dalam kategori keamanan dan ketertiban, Desa Ciherang hanya mendapat nilai 6. Padahal, menurutnya, Ciherang adalah desa yang paling aktif dalam menjaga keamanan, termasuk patroli rutin hingga dua kali dalam seminggu.

“ Kami yang paling aktif patroli malam, bahkan baris-berbaris saat lomba tingkat kecamatan selalu kompak. Tapi kenapa nilainya rendah? Ini yang tidak masuk akal,” ujarnya.

Lebih jauh, Acep menilai ada ketimpangan dalam penilaian sektor ekonomi. Desa Ciherang hanya diberi nilai 2, meski faktanya Ciherang memiliki investasi yang tumbuh pesat, mulai dari perumahan hingga sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi warga.

Sementara itu, di bidang administrasi pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan, Desa Ciherang disebut berhasil menunjukkan keunggulan. Namun, tanpa adanya penyampaian hasil detail, desa tidak bisa mengetahui bagian mana yang harus diperbaiki.

Acep menegaskan, kritik ini bukan hanya suara Ciherang, melainkan keresahan kolektif para kepala desa di Kecamatan Pacet.

“ Siapapun yang mewakili Pacet ke tingkat kabupaten, kami mendukung.Tapi caranya harus fair. Jangan ada kesan ditutup-tutupi. Kalau terbuka dari awal, justru bisa jadi pemacu semangat desa untuk berbenah dan bersaing sehat,” kata Acep.

Ia menambahkan, ke depan perlu ada mekanisme penilaian yang jelas, terbuka, dan melibatkan komunikasi dua arah. Jika tidak, ajang Gapura Sri Baduga justru akan menimbulkan kekecewaan dan merusak semangat gotong-royong desa.

“ Kami bekerja siang malam membangun desa. Kalau hasil kerja nyata ini hanya dinilai sepihak tanpa keterbukaan, lalu untuk siapa sebenarnya lomba ini dibuat?” pungkasnya.

(Indra)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kritik Penilaian Gapura Sri Baduga 2025, Kades Ciherang: Transparansi Penilaian Dipertanyakan, Kerja Nyata Terabaikan

Trending Now

Iklan