Sentra Pertanian Blok Leuwisigung Sukanagara Minim Fasilitas Dasar, Petani Ajukan 3 Point Permintaan

suaracianjur.com
September 10, 2025 | 12:42 WIB Last Updated 2025-09-10T05:48:25Z
Foto: Dok. (Prabu/Kusnadi) Fasilitas dasar masih dikeluhkan Petani Blok Leuwisigung yang menjadi Sentra produksi pertanian di Kecamatan Sukanagara (10/9/2025).

SUARA CIANJUR | SUKANAGARA - Luas lahan di wilayah Blok Leuwisigung yang menjadi Sentra Pertanian kurang lebih 150 hektare, terdiri dari tanah PT. Bukit Jonggol Asri (BJA) serta tanah Negara, sebagai wilayah penghasil komoditas pertanian terbesar di Kecamatan Sukanagara. Petani Leuwisigung berharap adanya perbaikan jalan, pemasangan jaringan listrik dan embung air sebagai fasilitas dasar penunjang peningkatan ekonomi masyarakat.

Seperti yang dikeluhkan oleh Jaya, salah satu petani di Blok Leuwisigung, mewakili sejawatnya ia mengeluhkan rusaknya akses jalan, belum tersedianya jaringan listrik dan embung air.

" Jalan rusak ini satu- satunya akses menuju Blok Leuwisigung, setiap hari digunakan masyarakat untuk mengangkut sarana pertanian, seperti pupuk kimia, pupuk kandang, obat- obatan, benih, bibit, dan juga hasil pertanian yang jumlahnya tidak sedikit setiap kali musim panen," ungkap Jaya kepada awak media suara cianjur, Rabu (10/9/2025).

" Saat ini sedang musim tanam dan sesuai kalender tanaman bulan Desember mendatang akan menjadi musim panen, biasanya bulan tersebut curah hujan cukup tinggi, sehingga diperkirakan jalan akan semakin ancur, dan menghambat aktivitas petani," terangnya.

Ia berharap Pemerintah mau mendengarkan keluhan para petani di Blok Leuwisigung yang menjadi Sentra Pertanian di Kecamatan Sukanagara.

" Nya mudah- mudahan we pamarentah nyaaheun ka para petani, jalan diomean, listrik dipasang, cai di sadiakeun," harap Jaya dalam bahasa Sunda.

Blok Leuwisigung merupakan salah satu sentra pertanian yang sudah berjalan lebih dari 18 tahun, dan termasuk bagian dari wilayah Desa Gunungsari Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.

Luas wilayah Blok Leuwisigung yang menjadi sentra pertanian tersebut lebih kurang 150 Hektar, terdiri dari tanah PT Bukit Jonggol Asri (BJA) dan Tanah Negara.

Setelah sekian lama bertani, para petani mulai merasakan lelahnya melewati jalan rusak, belum tersedianya jaringan listrik dan minimnya pengairan, sehingga para petani sangat mengharapkan uluran tangan dari pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten Cianjur, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maupun Pemerintah Pusat, untuk melakukan perbaikan jalan dan pemasangan jaringan listrik serta pembuatan embung air.

Blok Leuwisigung memiliki jarak tempuh 8 km dari Ibu Kota Desa Gunungsari, 15 km dari Ibu Kota Kecamatan Sukanagara, 65 km dari Ibu Kota Kabupaten Cianjur, dan 135 km dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, 

Komoditas yang ditanam di Blok Leuwisigung sebagian besar tanaman palawija, seperti cabai kriting, cabai chili, bawang daun, buncis, terong, timun dan sejenisnya.

" Pokokna mah sayur sayuran anu dipelakna, da cocokna palawija di daerah ieu mah," ujar Jaya tetap dengan dialek sundanya.

Masih dilokasi Sentra Pertanian Blok Leuwisigung. Kepala Wilayah Dusun Ciawitali Desa Gunungsari Agus Nurohman, saat dikonfirmasi awak media mengatakan.

" Selama ini Pemerintah Desa Gunungsari sudah memperbaiki jalan tersebut, pernah di aspal bahkan tahun 2024 di Hotmix, namun mengingat Dana Desa jumlahnya terbatas dan juga bukan hanya untuk prasarana," jelas Agus.

Sambung Agus, mengingat masih banyak kegiatan lain yang perlu di danai dari DD, sehingga tidak semua ruas jalan tersebut bisa diperbaiki secara serentak.

" Akses jalan desa yang dikeluhkan petani blok leuwisigung panjangnya kurang lebih 2,5 km." Pungkasnya.

(Kus)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sentra Pertanian Blok Leuwisigung Sukanagara Minim Fasilitas Dasar, Petani Ajukan 3 Point Permintaan

Trending Now

Iklan