Balita Yatim Piatu di Gadog Idap Penyakit Hirschsprung, Kakek Neneknya Kebingungan Soal Biaya Pengobatan

suaracianjur.com
Oktober 15, 2025 | 20:57 WIB Last Updated 2025-10-15T14:01:24Z
Foto: Dok. (Joy/SC) Nampak dalam gambar Alea Balita 5 tahun sedang digendong Kakeknya, sepeninggal kedua orang tuanya Alea tinggal bersama Kakek dan Neneknya.

SUARA CIANJUR | CIPANAS RAYA - Neng Devi Herawati (53) warga Kp. Kebon salak RT. 01/07 Desa Gadog Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur setiap harinya mengaku dihinggapi rasa ke- khawatiran, pasalnya sang cucu Alea Yumna (5) yang berstatus yatim piatu mengidap penyakit serius, medis menyebutnya penyakit Hirschsprung.

" Cucu saya ini sejak usia 14 bulan sudah berjuang melawan penyakit hirschsprung, awalnya kami kira cucu kami mengalami gizi buruk, tapi setelah diperiksa ternyata mengidap penyakit hirschsprung," lirihnya nampak berkaca- kaca, Rabu (15/8/2025).

" Kemudian diusia 15 bulan Alea cucu saya perutnya membesar, kami membawanya ke RSUD Cimacan, kemudian mendapat perawatan disana, sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD R. Syamsudin- Sukabumi untuk menjalani operasi pertama," jelasnya.

Sambung Devi, sebelum menjalani operasi pertama perut Alea tampak membusung, namun setelah operasi perutnya mulai mengempis.

" Pasca operasi cucu saya mengalami keluhan lain, seperti rasa gatal hebat di kepalanya, hingga sering digaruk sampai berdarah," katanya.

Lebih lanjut sang Nenek membawa kembali cucunya ke RSUD Cimacan untuk menjalani observasi.

" Pada hari Selasa, 14 Oktober 2025 kami kembali membawa Alea ke RSUD Cimacan untuk mendapatkan perawatan dan observasi, selanjutnya dikasih obat obatan, serta menyuruh kontrol lagi pada tanggal 17 Oktober 2025," urainya.

" Padahal saat itu kami Kakek Neneknya kebingungan soal pembiayaan, nasib baik cucu kami pihak Desa Gadog membantu membuatkan BPJS Kesehatan, sehingga Alea bisa mendapatkan perawatan di RSUD Cimacan," ucapnya sambil berucap syukur.

Saya bingung, lanjut Devi, kalau harus di operasi lagi gak punya uang, karena keterbatasan ekonomi dan suami saya kakeknya Alea cuman kuli serabutan, dan kami hanya mengandalkan dari uang bantuan program keluarga harapan (PKH).

" Harapan kami, Alea cucu saya ini seperti anak- anak lainnya, sehat bisa tersenyum, bermain, bersekolah tanpa rasa sakit, dan mengejar mimpinya kelak," harapnya sambil terisak memikirkan masa depan Cucunya.

Agar diketahui, dikutip dari Net, penyakit Hirschsprung adalah kelainan lahir langka di mana sel-sel saraf (sel ganglion) tidak ada pada bagian usus besar, sehingga usus tidak dapat berfungsi normal untuk mengeluarkan tinja dan menyebabkan penyumbatan. 

Kondisi ini sudah ada sejak lahir dan paling sering didiagnosis pada bayi, dengan gejala awal berupa bayi yang tidak BAB dalam 48 jam pertama setelah lahir, perut kembung, dan muntah. 

Selanjutnya, awak media bertanya tentang kedua orang tua Alea. Bayi malang Yatim Piatu yang telah ditinggal mati kedua orang tuanya.

" Pertama ibunya meninggal pada saat pandemik covid-19, lalu disusul oleh Bapaknya meninggal dunia akibat tabrakan kecelakaan lalulintas, Alea tinggal bersama kami Kakek Neneknya," urai Devi sang Nenek menceritakan nasib Alea dan kedua orang tuanya.

Jika ada Dermawan yang hendak membantu meringankan beban Kakek dan Neneknya Alea, bisa menghubungi Redaksi Suara Cianjur ada Box Redaksi, atau bisa datang langsung ke alamat yang bersangkutan.

(Joy)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Balita Yatim Piatu di Gadog Idap Penyakit Hirschsprung, Kakek Neneknya Kebingungan Soal Biaya Pengobatan

Trending Now

Iklan