| Foto: Dok. (Joy/SC) Warga Desa Gasol mempersoalkan pembangunan jalan cor desa yang berada di wilayah Dusun 1 tepatnya di Kp. Panahegan RT. 01/02 Desa Gasol Kecamatan Cugenang, warga menilai material pembangunan jalan tersebut tidak sesuai spesifikasi. |
SUARA CIANJUR | CUGENANG - Warga Desa Gasol mempersoalkan pembangunan jalan cor desa yang berada di wilayah Dusun 1 tepatnya di Kp. Panahegan RT. 01/02 Desa Gasol Kecamatan Cugenang, warga menilai material pembangunan jalan tersebut tidak sesuai spesifikasi.
Saat dikonfirmasi awak media. Kepala Desa Gasol Hj. Siti Ucu Holisoh, S. S., buka suara, sambil mengucapkan permohonan maaf ia menjelaskan bahwa ketika pembangunan jalan sedang berlangsung, dirinya sedang dalam kondisi sakit.
" Saya mohon maaf, waktu itu saya sedang sakit. Setelah ada pemberitaan, keesokan harinya saya langsung turun ke lapangan bersama TPK. Material yang dimaksud sebenarnya bukan untuk jalan, melainkan untuk pengurugan pembangunan posyandu, jadi telah terjadi kesalahpahaman dan salah pengiriman," jelasnya, Senin (15/12/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa pengiriman materai yang diduga tidak sesuai spesifikasi hanya terjadi satu kali pengiriman.
" Itu salah pengiriman dan hanya satu kali. Pekerjaan jalan sebenarnya sudah selesai hamparan split dan tinggal proses pengecoran, bukan sudah separuh di cor," terangnya.
Sebelumnya warga desa gasol ramai mempersoalkan pembangunan jalan yang bersumber dari Bantuan Provinsi tahun anggaran 2025, dengan besaran anggaran Rp. 98juta.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga yang berinisial YI, menurut dia yang saat itu berada dilokasi pembangunan jalan melihat material pembangunan jalan tidak sepenuhnya berupa batu split.
" Material yang digunakan tidak sepenuhnya berupa batu split ukuran 2-3 (split 23), melainkan dicampur dengan batu-batu berukuran besar," katanya.
" Terlihat di lokasi, batu dan seplit yang diturunkan dari mobil tidak semuanya ukuran split 23, melainkan dicampur dengan batu-batu besar. Selain itu, kondisi jalan yang dicor juga terlihat belum padat," ungkapnya.
YI menambahkan, setelah melihat hal tersebut kami mempertanyakan kualitas pembangunan jalan, kami menduga material yang digunakan tidak sesuai dengan RAB.
" Kalau materail yang digunakan tidak sesuai maka berpotensi mempengaruhi mutu dan ketahanan jalan dalam jangka panjang," tuturnya.
" Kami meminta pihak instansi terkait turun langsung ke lapangan, untuk meninjau langsung dan memastikan pembangunan jalan sesuai dengan RAB," ujarnya.
Hal senada disampaikan Hendarul Akbar, ia berharap kedepannya seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur desa dapat lebih transparan.
" Ke depan harus jauh lebih baik lagi, terutama ketika berbicara soal amanah," ucapnya.
(Joy)