Foto: Dok. (Indra/SC) Material longsoran selain menutupi akses jalan utama, material lumpurnya meluap hingga ke halaman rumah warga setempat, hal tersebut dirasa warga sangat mengganggu kenyamanan, dan keberadaan lumpur membuat akses jalan menjadi licin, serta mengancam keselamatan pengguna jalan. |
SUARA CIANJUR | SUKARESMI - Material longsoran berupa lumpur menutupi akses jalan, menurut keterangan warga Kp. Babakan Ngantai Desa Cibadak Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur, material longsoran tersebut berasal dari sebuah villa yang berada di Jl. Puncak Simun. Selasa (8/7/2025).
Material longsoran selain menutupi akses jalan utama, material lumpurnya meluap hingga ke halaman rumah warga setempat, hal tersebut dirasa warga sangat mengganggu kenyamanan, dan keberadaan lumpur membuat akses jalan menjadi licin, serta mengancam keselamatan pengguna jalan.
Agus Setiawan Ketua RW 10 mengaku bahwa dirinya sudah menyampaikan keluhan warganya kepada pengelola villa, agar secepatnya bertindak. Karena jika kondisi seperti ini terus terulang bisa membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara roda dua, rawan tergelincir akibat jalan licin tertutup lumpur.
" Curah hujan tinggi menyebabkan lumpur dari area villa mengalir ke jalan dan masuk ke rumah-rumah warga. Ini bisa mengakibatkan kecelakaan kalau dibiarkan. Warga terus mengadu dan saya sudah menyampaikan keresahan ini kepada pihak villa," ujar Agus saat, Senin (7/7/2025).
Agus mengaku telah berulang kali menanyakan rencana pembangunan saluran drainase kepada pihak yang diberi kuasa atas villa tersebut, yakni H. Budi Utomo, namun tidak pernah mendapatkan kepastian yang jelas.
" Sudah sering saya tanyakan soal saluran air. Jawabannya selalu 'iya nanti dibuat', tapi sampai sekarang belum ada tindakan nyata. Sekarang buktinya sudah jelas: hujan deras datang, lumpur meluncur ke jalan dan rumah warga," lanjutnya.
Selain itu, Agus juga sempat meminta salinan dokumen perizinan pembangunan villa kepada H. Budi, dengan tujuan agar bisa menjelaskan secara transparan kepada warga jika ada pertanyaan terkait legalitas bangunan tersebut.
" Saya minta photokopi perizinan itu supaya kalau warga nanya, saya bisa jelaskan bahwa villa ini sudah sesuai aturan. Bukan untuk menghalangi, justru kami akan mendukung kalau memang legal, apalagi kalau bisa melibatkan tenaga kerja dari lingkungan sekitar," jelasnya.
Dikonfirmasi secara terpisah pada Senin (7/7/2025), H. Budi Utomo membenarkan bahwa peristiwa longsoran lumpur tersebut disebabkan oleh jebolnya salah satu tembok penahan di bagian belakang villa akibat hujan deras. Ia mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan langkah awal penanganan.
" Tembok belakang jebol karena hujan semalam. Tanah terbawa air dan mengalir ke jalan. Kami sudah bersihkan lumpurnya, dan sekarang sedang membangun ulang fondasi supaya kejadian seperti ini tidak terulang," terang H. Budi.
Ia juga menjelaskan bahwa villa tersebut merupakan milik pribadi dari Bapak Widi, yang saat ini masih dalam tahap penyempurnaan. Ke depannya, bangunan tersebut direncanakan akan digunakan sebagai tempat tinggal keluarga atau berpotensi disewakan secara komersial.
" Saat ini dipakai keluarga. Tapi mungkin nanti akan disewakan. Yang pasti semua perizinan, termasuk PBG, (Persetujuan Bangunan Gedung)sudah selesai sesuai aturan," tegasnya.
Tak hanya itu, H. Budi juga menyatakan harapannya agar kehadiran villa tersebut dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, terutama dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan.
" Kami ingin villa ini juga memberi peluang kerja untuk warga setempat, agar perekonomian di sekitar bisa ikut berkembang," tambahnya.
Meski telah dilakukan pembersihan sementara, warga masih merasa khawatir, terutama menghadapi musim hujan yang belum berakhir. Mereka berharap adanya sistem drainase yang memadai serta penguatan struktur bangunan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
" Kalau hujan deras terus dan tidak ada saluran air, bisa lebih parah. Kami cuma ingin lingkungan kami aman dan nyaman," kata Asep, salah satu warga yang terdampak.
(Indra)