SUARA CIANJUR | CIPANAS - Penerimaan Siswa Didik Baru 2025 di SMK Swasta mengalami penurunan sangat signifikan, imbas dari Kebijakan Pendidikan Pemerintah Daerah Jawa Barat tentang rombongan belajar (Rombel) maksimal 50 siswa untuk sekolah negeri, kebijakan tersebut sangat berpengaruh badi sekolah swasta.
Hal tersebut diungkapkan Muhammad Uswah Fathoni, Guru jurusan Perhotelan SMK Kharisma- Cipanas, ia juga mengatakan PPDB tahun ajaran 2025 siswa yang mendaftar hanya 17 orang. Melihat kondisi seperti itu menurutnya kemungkinan hanya akan dibuka satu kelas saja untuk kelas 10.
" Secara keseluruhan, jumlah siswa aktif di SMK Karisma terdiri dari 17 siswa di kelas 10, 18 siswa di kelas 11, dan 23 siswa di kelas 12. dengan total guru yang mengajar sebanyak 14 orang," ungkapnya, Selasa (22/7/2025).
" Program pendidikan tahun ini tetap mengacu pada kebijakan pemerintah terkait pengembangan karakter siswa," imbuhnya.
Namun, ia juga menyoroti dampak dari kebijakan pemerintah yang dianggap kurang berpihak pada sekolah swasta.
“Kebijakan rombongan belajar (rombel) maksimal 50 siswa di sekolah negeri itu sangat berpengaruh terhadap sekolah kami. Mayoritas siswa akhirnya lebih memilih masuk sekolah negeri, sehingga sekolah swasta seperti kami kurang diminati,” jelasnya.
Ia berharap ke depan pemerintah bisa lebih memperhatikan kondisi sekolah swasta.
| Foto: Dok. (Indra/SC) PPDB SMK Kharisma 2025: Meski Sepenuhnya Gratis, Masuk ke Sekolah Swasta Minat Casis sangat Rendah. |
“ Pemerintah seharusnya melek dan peduli terhadap keberadaan sekolah swasta. Kebijakan-kebijakan baru sebaiknya dipertimbangkan kembali agar tidak mematikan sekolah-sekolah swasta,” terangnya.
Meski begitu, SMK Karisma tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik, terutama dalam hal pembiayaan. Uswah menegaskan bahwa sekolah ini tidak memungut biaya sepeser pun kepada siswa.
“ Sekolah kami sepenuhnya gratis, tidak ada pungutan sama sekali. Ini merupakan kebijakan dari kepala sekolah dan yayasan untuk membantu perekonomian warga, khususnya yang kurang mampu,” jelasnya.
Uswah menambahkan, untuk kebutuhan seragam, pihak sekolah hanya menyediakan bahan seragam jurusan. Orang tua murid bebas menjahitkan seragam tersebut di tempat masing-masing, dan jika pun ada biaya, dapat dicicil sesuai kemampuan.
Selain itu, SMK Karisma juga menyediakan asrama gratis bagi siswa yang rumahnya jauh dari sekolah.
“ Kami ingin memastikan semua siswa bisa hadir tepat waktu dan mendapat fasilitas yang layak,” tambahnya.
Uswah menutup dengan harapan agar sekolah swasta tidak lagi dipinggirkan.
“ Kami ingin sekolah swasta bisa berkembang pesat seperti sekolah negeri. Butuh dukungan dan kebijakan yang adil dari pemerintah,” pungkasnya.
((Indra)