Carut Marut PIP di SDN Benda: Hak Anak Yatim selama 5 Tahun Belum Diterima, hingga Dugaan Praktik Pemotongan

suaracianjur.com
Agustus 21, 2025 | 23:33 WIB Last Updated 2025-08-22T03:40:59Z
Foto: Dok. (Goesta/SC) Carut Marut PIP di SDN Benda: Hak Anak Yatim selama 5 Tahun Belum Diterima, hingga Dugaan Praktik Pemotongan.

SUARA CIANJUR | MANDE - Puluhan orang tua penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) di satuan pendidikan sekolah dasar, pada hari Kamis, 21 Agustus 2025 kompak mendatangi SDN Benda Desa Jamali Kecamatan Mande- Cianjur, mereka datang ke sekolah untuk mempertanyakan sebagian hak anaknya yang belum mereka terima, bahkan dari puluhan penerima manfaat ada yang berstatus anak yatim.

Para orang tua penerima manfaat PIP, sebelumnya pada Selasa, 19 Agustus 2025 berkumpul dirumah salah satu warga, mereka mengecek sendiri hak PIP anaknya di aplikasi Sipintar, setelah mengecek, mereka sangat kecewa kepada pengelola PIP di SDN Benda, pasalnya apa yang tercatat di aplikasi sipintar, tidak sesuai dengan yang telah mereka terima.

ST (Nama lengkap ada di redaksi) wali murid dari KH (Nama lengkap ada di redaksi) peserta didik di SDN Benda, setelah dia mengecek langsung di aplikasi sipintar ia sangat kecewa dengan pengelolaan PIP di SDN Benda.

" Setelah saya cek langsung di aplikasi sipintar, ternyata KH anak kakak saya, selama enam tahun berturut-turut mendapat bantuan PIP, terhitung dari tahun 2017, 2018, 2019.2020, 2021 dan 2022, namun KH baru terima PIP cuma sekali Rp.450.000,- saat dia masih kelas 4, itupun ia terima dari sekolah," ungkap ST pada Selasa (19/8/2025).

" Artinya, KH setiap tahunnya sebanyak 6 kali berturut- turut mendapatkan bantuan PIP, cuman baru diterima sekali, sisanya yang 5 kemana? apa mereka ngak kesian! KH ini anak yatim," ujarnya.

Hal yang sama dialami SS (Nama jelas ada di redaksi) orang tua penerima manfaat PIP. AZ anaknya tercatat di aplikasi sipintar sebagai penerima manfaat PIP dari tahun 2021 dan 2022.

" Kami menerima bantuan PIP baru sekali Rp. 450.000,- keterimanya 400ribu, yang 50ribu dipotong pihak sekolah," ucapnya.

Disinggung awak media, apakah buku rekening PIP Simpel dipegang oleh penerima manfaat, atau orang tua nya? tanya awak media.

" Buku tabungan ada di sekolah, pernah kita minta, namun tidak diberikan, alasan pihak sekolah takut hilang kalau dipegang orang tua penerima manfaat," ujarnya.

Hal senada disampaikan SM orang tua penerima manfaat PIP, anaknya di aplikasi sipintar tercatat 3 kali mendapat bantuan PIP, dari tahun 2021, 2022 serta 2023.

" Anak saya MH baru terima 2 kali, padahal yang tercatat diaplikasi sebanyak 3 kali, pertama menerima Rp. 450.000,- dipotong sekolah Rp. 250.000,- diterima oleh kami penerima manfaat cuma 200ribu, selanjutnya yang kedua Rp. 450.000,- 50ribu dikasihkan ke sekolah," ungkapnya.

Dari hasil wawancara dengan 30 lebih orang tua penerima manfaat PIP diketahui bahwa permasalahan PIP di satuan pendidikan SDN Benda, selain adanya dugaan pemotongan, juga puluhan penerima manfaat PIP belum menerima haknya secara utuh.

Mendapat keluhan beragam dari para orang tua penerima manfaat PIP, awak media mencoba mendatangi SDN Benda, untuk mengkonfirmasi Kepala Sekolah dan Operator terkait keluhan dan tuntutan masyarakat.

" Perasaan selama ini bantuan PIP di SDN Benda baik-baik saja tidak ada masalah semua sudah disalurkan," ucap Devri operator SDN Benda. Rabu (20/8/2025).

Sayang sekali awak media tidak bertemu dengan Kepala SDN Benda, karena yang bersangkutan sedang ada kegiatan dinas diluar sekolah.

Ditengah sesi wawancara dengan Devri operator SDN Benda, tiba- tiba muncul seseorang yang mengaku sebagai kepala SDN Benda periode 2019- 2023.

Terkait permasalahan PIP di SDN Benda, IIP sang mantan Kepala Sekolah buka suara.

" Masalah PIP secara program yang sudah-sudah telah disalurkan bantuannya, adapun adanya pengakuan orang tua seperti itu mungkin kadang-kadang orang tua lupa, padahal sudah diterima," kelit Iip.

Apakah bisa dikatakan lupa, jika yang menuntut pihak sekolah ada lebih dari 30 orang tua penerima manfaat, jika mencapai puluhan orang seperti itu apakah masih bisa dikatakan lupa? tanya awak media.

" Alangkah baiknya, biar lebih jelas para penerima manfaatnya dihadirkan saja ke sekolah," jawab Iip.

Atas dasar permintaan sang mantan Kepala SDN Benda agar mengumpulkan para orang tua penerima manfaat, maka di sepakati pada hari Kamis, 21 Agustus 2025 para orang tua penerima manfaat harus datang ke sekolah menyampaikan langsung keluhan dan tuntutannya.

Pas hari H nya tiba, sangat di sayangkan IIp selaku mantan KS tidak hadir dalam pertemuan bersama membahas permasalahan PIP. Pertemuan pihak SDN Benda dengan para orang tua penerima manfaat ditengahi oleh Komite, pihak SDN Benda diwakili oleh Jajat Kepala Sekolah yang baru. Dihadapan para orang tua penerima manfaat, Jajat mengatakan.

" Terkait permasalahan PIP mari kita duduk bermusyawarah bersama-sama, saya juga ingin tahu mendengarkan terlebih dahulu duduk permasalahan sesungguhnya bagaimana?," tanya Jajat.

" Saya baru bertugas di SDN Benda tahun 2023, sedangkan permasalahan PIP ini di tahun berapa saya tidak tahu, kita cari solusinya bersama-sama, nah sekarang mari kita musyawarah diruang kelas bersama," pintanya.

Dalam pertemuan musyawarah dikelas dihadiri puluhan orang tua wali murid, komite, Kepala Sekolah dan disaksikan oleh awak media.
Didalam pertemuan tersebut Jajat Kepala Sekolah SDN Benda mendengarkan, mencatat, dan menginventarisir bukti keluhan-keluhan para penerima manfaat PIP.

Pasca diterima keluhan para penerima manfaat Jajat dihadapan forum memberikan tanggapan atas permasalahan PIP yang dikeluhkan orang tua wali murid.

" Bapak serta ibu-ibu keluhan semuanya saya tampung, akan saya telusuri dan ditelaah terlebih dahulu, saya mohon diberikan waktu untuk memusyawarahkan permasalahan ini dengan pihak terkait, berhubung minggu ini saya ada kegiatan pramuka, saya mohon waktu hingga awal September mudah-mudahan nanti awal September ada jawaban atas permasalahan ini," pintanya.

Mendapat jawaban seperti itu dari Jajat selaku Kepala SDN Benda yang baru menjabat, puluhan orang tua penerima manfaat PIP serentak menjawab.

" Pak kelamaan kalau bisa lebih dipercepat waktunya," tawar puluhan orang tua penerima manfaat PIP menjawab serentak.

" Perlu waktu dikarenakan ini harus dipelajari terlebih dahulu permasalahannya, dan harus dimusyawarahkan dengan para pihak terkait," jawab Jajat Kepala SDN Benda.

(Goesta)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Carut Marut PIP di SDN Benda: Hak Anak Yatim selama 5 Tahun Belum Diterima, hingga Dugaan Praktik Pemotongan

Trending Now

Iklan