Penanganan Sampah dan Jalur Ilegal jadi Tantangan BB-TNGGP

suaracianjur.com
Agustus 12, 2025 | 21:03 WIB Last Updated 2025-08-12T14:06:05Z
Foto: Dok. (Indra/SC) Pihak Balai Besar TNGGP telah menegaskan bahwa pendaki harus menggunakan jalur resmi yang sudah disediakan dan sesuai dengan prosedur, dan mereka wajib membawa sampah turun.

SUARA CIANJUR | CIPANAS RAYA - Kepala Seksi Wilayah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Birawa, mengungkapkan kepada media pada Selasa, 12 Agustus 2025, bahwa sampah di jalur pendakian Gunung Putri kini menjadi masalah serius. Selain itu, adanya pendaki yang menggunakan jalur-jalur ilegal atau "jalur tikus" semakin memperburuk kondisi kawasan taman nasional.

" Isu sampah di Gunung Gede Pangrango memang sangat krusial, dan sudah menjadi perhatian utama kami.," jelasnya.

" Kami telah mengarahkan petugas di pos-pos jaga untuk memberikan edukasi kepada pendaki mengenai kewajiban membawa sampah kembali turun," himbaunya.

Tambah Birawa. Namun, satu masalah lain yang tidak kalah penting adalah maraknya pendaki yang memilih jalur-jalur ilegal yang tidak terdaftar, yang jelas melanggar aturan dan berisiko merusak ekosistem.

Pihak Balai Besar TNGGP telah menegaskan bahwa pendaki harus menggunakan jalur resmi yang sudah disediakan dan sesuai dengan prosedur, dan mereka wajib membawa sampah turun. Meski sudah dilakukan edukasi intensif, Birawa mencatat banyaknya pendaki yang tetap nekat menggunakan jalur tidak resmi.

" Kami terus memberikan sosialisasi mengenai pentingnya mematuhi jalur yang telah ditentukan. Pendaki yang melalui jalur tikus tidak hanya melanggar aturan, tetapi juga merusak lingkungan. Kami sudah menegur, namun belum sampai pada tindakan represif. Semua ini kami anggap sebagai bagian dari pembinaan dan edukasi untuk menciptakan pendakian yang lebih bertanggung jawab," jelas Birawa.

Di samping itu, TNGGP juga mengembangkan program pemberdayaan masyarakat terkait pengelolaan sampah, seperti bank sampah yang dapat membantu pengelolaan sampah dengan lebih efektif. 

" Program ini diharapkan bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, dan pada saat yang sama, membantu pengelolaan sampah di kawasan TNGGP," tambahnya.

Terkait evaluasi jalur pendakian menjelang 17 Agustus, Birawa mengungkapkan bahwa penutupan sementara jalur pendakian akan dipertimbangkan sebagai salah satu solusi untuk mengurangi jumlah pendaki yang berpotensi melanggar aturan. 

" Kami akan mengumpulkan masukan untuk menentukan apakah perlu menutup jalur pendakian beberapa waktu menjelang 17 Agustus, guna mencegah terjadinya pelanggaran yang lebih besar," ujar Birawa.

" Meskipun data pasti mengenai volume sampah di sekitar TNGGP belum ada, peningkatan jumlah pendaki yang sangat signifikan dikhawatirkan akan memperburuk masalah sampah dan kerusakan alam. Oleh karena itu, upaya untuk terus mengedukasi dan menegakkan aturan akan terus dilakukan demi menjaga kelestarian kawasan TNGGP, " tutupnya

(Indra)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Penanganan Sampah dan Jalur Ilegal jadi Tantangan BB-TNGGP

Trending Now

Iklan