Foto: Dok. (Kiko/Net) Dzikir Khofi Bukan Tentang Air Mata yang Jatuh Setiap Malam, Tapi Tentang Kesetiaan Hati (Gambar istimewa). |
SUARA CIANJUR | GEKBRONG - Pernah engkau duduk berjam-jam dalam dzikir, tubuh diam, tapi pikiran masih riuh? Apakah itu tanda Allah belum ridho? Atau justru di situlah rahasia- Nya tersembunyi?.
Dzikir Khofi bukan tentang air mata yang jatuh setiap malam. Bukan tentang rasa manis yang selalu hadir, tetapi tentang kesetiaan hati untuk tetap duduk, walau kering, walau sunyi, walau pikiran riuh. Sebab kadang Allah hadirkan rasa untuk menguatkan, dan kadang Dia menyembunyikan rasa untuk menguji ikhlas.
Wahai jiwa yang sedang bersuluk, duduklah engkau di hadapan- Nya, seakan dunia telah berhenti berputar. Biarkan tubuhmu diam, seperti batu yang pasrah di tepi sungai. Sebab kini, yang bergerak bukan lagi jasadmu, melainkan hatimu menuju Allah.
Tariklah nafas perlahan, bisikan dalam hatimu "Huwa..." - Dia, yang Maha Tersembunyi namun selalu hadir, hembuskan nafasmu, ucapkan "...Allah."- Nama yang membuat seluruh semesta tunduk, biarkan desahmu menjadi jembatan antara rindu dan penghambaan.
Jangan takut pada riuh pikiranmu. Biarkan ia berlarian seperti burung- burung gelisah di langit senja.
Engkau bukan burung itu...
Engkau adalah langitnya.
Tetaplah tenang, tetaplah luas, biarkan semuanya berlalu tanpa engkau kejar.
Sekarang, turunkan dzikirmu dari kepala ke dada, bayangkan hatimu sendiri yang sedang berbisik:
Allah... Allah... Allah...
Getarnya halus, hampir tak terdengar, tapi itulah denyut hakikat kehidupanmu.
Apabila tiba-tiba matamu basah, jangan tahan...biarkan ia mengalir, tangisan itu bukan kelemahan, melainkan tanda hati sedang di sentuh oleh Rahmat- Nya.
Namun, bila air mata tak datang, jangan resah. Ketahuilah: Kadang Allah hadirkan manis agar engkau kuat, kadang Dia sembunyikan rasa agar engkau belajar ikhlas.
Wahai jiwa yang mencari Tuhan, ketahuilah, dzikirmu bukan sekedar lafaz, tetapi sebuah perjalanan. Setiap ucapan Allah adalah langkah, setiap nafas adalah jejak, dan setiap diam adalah sujud rahasia.
Maka tetaplah duduk. Walau pikiranmu gaduh, walau hatimu kering, walau rasa belum utuh. Karena di balik kesabaranmu, ada samudra yang menunggu. Akan tiba saatnya, dzikir itu tidak lagi engkau baca, tetapi ia membacakan dirinya sendiri, saat itu engkau lenyap, yang tinggal hanyalah Allah.
Dan ketika engkau selesai, jangan berbangga, jangan menyesal, katakanlah dalam hati: " Ya Allah, dzikir ini ku persembahkan hanya untuk- Mu, walau masih penuh kekurangan. Terimalah aku, meski aku hanyalah hamba yang hina."
Lalu bangunlah dengan hati yang baru, seakan engkau lahir kembali dari rahim dzikir.
Inilah suluk, inilah jalan sunyi. Kadang sunyi itu terasa sepi, kadang sunyi itu terasa berat. Namun justru dalam sunyi itu Allah menyiapkan ruang- Nya.
Dikutip dari beberapa sumber: Dzikir Khofi adalah praktik spiritual dalam tradisi tasawuf yang dilakukan secara tersembunyi atau samar di dalam hati, tanpa suara yang terdengar oleh orang lain. Dzikir ini bertujuan untuk menghadirkan kesadaran dan rasa kehadiran Allah SWT secara mendalam, menumbuhkan cinta dan kerinduan kepada-Nya, serta menciptakan hubungan spiritual yang hakiki hanya antara pelaku dengan Allah.
Karakteristik Dzikir Khofi:
1. Tersembunyi: Dilakukan dalam hati, bukan secara lisan atau dengan suara keras.
2. Batiniah: Lebih mengutamakan perasaan (dzawq) dan kesadaran (syu'ur) dibandingkan gerakan fisik.
3. Fokus pada Hati (Qalb): Prosesnya dimulai dari hati, menembus ke seluruh jiwa dan perasaan untuk mencapai kehalusan rasa dan kenikmatan spiritual.
4. Sadar Kehadiran Allah: Pelakunya selalu sadar akan kehadiran Allah, sehingga tumbuh rasa cinta dan kerinduan yang mendalam kepada-Nya.
5. Amalan Ruhani: Dikatakan sebagai amalan ruhani, berbeda dengan dzikir jahar yang merupakan amalan jasmani.
Proses Pelaksanaan (Contoh):
1. Menemukan Pusat Hati: Mengarahkan pikiran ke hati, yang sering digambarkan berada di sebelah kiri dada.
2. Mengucapkan dalam Hati: Melafalkan nama Allah (atau kalimat lain seperti "Lailahaillallah") dalam hati, seringkali mengikuti irama atau ketukan tertentu yang diberikan guru mursyid.
3. Memelihara Pernapasan: Dzikir ini juga berkaitan dengan memelihara nafas agar selalu dalam keadaan mengingat Allah saat menarik dan menghembuskan nafas.
Manfaat Dzikir Khofi:
1. Ketenangan Jiwa: Dzikir ini dapat membawa ketenangan dan kedamaian bagi jiwa.
2. Perasaan Terhubung dengan Allah: Membangun rasa kedekatan, persahabatan, dan bahkan "melihat" Allah dalam hati.
3. Meningkatkan Kesadaran: Pelaku menjadi lebih sadar akan keberadaan Allah dan senantiasa melakukan kebaikan.
4. Membawa Kenikmatan Spiritual: Mencapai latifah sirri (kehalusan rasa) yang menghasilkan kenikmatan dalam berdzikir dan beramal.
Dzikir Khofi merupakan bagian penting dari praktik tasawuf untuk menyelaraskan kondisi fisik, mental, dan spiritual, yang pada akhirnya bertujuan mencapai penyatuan dengan kesadaran Ilahi.
(Kiko)