Bertahun- tahun Merasa Dibodohi, Orang Tua Penerima Manfaat PIP di SDN Gunung Kembang Ramai Pertanyakan Hak Anaknya, Kepsek: Bukan Dijaman Saya

suaracianjur.com
Oktober 11, 2025 | 16:15 WIB Last Updated 2025-10-11T09:34:41Z
Foto: Dok. (Goesta/SC) Bertahun- tahun Merasa Dibodohi, Orang Tua Penerima Manfaat PIP di SDN Gunung Kembang Ramai Pertanyakan Hak Anaknya, Kepsek: Bukan Dijaman Saya.

SUARA CIANJUR | CAMPAKA - Selama bertahun- tahun merasa dibodohi, orang tua penerima manfaat Program Indonesia Pintar di satuan pendidikan SDN Gunung Kembang Kecamatan Campaka mempertanyakan hak anaknya yang belum mereka terima. Sabtu (11/10/2025).

Dugaan praktik ke- tidakterbukaan pengurus PIP tersebut terungkap setelah orang tua penerima manfaat menerima buku rekening PIP yang selama ini di simpan pihak sekolah, selain itu para orang tua penerima manfaat mengecek langsung data penerima manfaat di aplikasi sipintar.

Salah seorang perwakilan orang tua penerima manfaat, AH (Inisial -red) kepada awak media suara cianjur menjelaskan.

" Setelah kami mengecek langsung di aplikasi, ternyata anak saya RA (Inisial -red) peserta didik di SDN Gunung Kembang tercatat di aplikasi sipintar mendapat bantuan PIP sebanyak 3 kali (tiga tahun berturut- turut)," tutur AH, Senin (6/10/2025).

" Tercatat di aplikasi sipintar sebagai penerima manfaat PIP dari tahun 2022, 2023 dan 2024, namun faktanya kami baru menerima satu kali, katanya yang tahun 2022 dinyatakan dananya sudah kembali ke negara, tapi kalau itu benar kembali ke negara? Bagaimana dengan sisanya yang 1 tahun, kan kami baru nerima 1 kali," ujarnya penuh tanya.

Kejadian serupa dikeluhkan MM (Inisial -red) orang tua penerima manfaat PIP di sekolah yang sama, ia menegaskan bahwa anaknya MS (Inisial -red) tercatat di aplikasi sipintar sebagai penerima manfaat sebanyak 5 kali (Lima tahun berturut-turut).

" Sesuai yang tercatat di aplikasi sipintar anak saya MS dari tahun 2020, 2021, 2022, 2023 dan 2024 tercantum sebagai penerima manfaat PIP, tapi yang kami terima baru 3 kali, sisanya yang 2 kali kemana?," bebernya kepada awak media pada Jumat (10/10/2025).

Yang sudah diterima oleh penerima manfaat sebanyak 3 kali, besaran uangnya berapa? tanya awak media.

" MS selama bersekolah di SDN Gunung Kembang baru menerima bantuan PIP 3 kali, yang pertama Rp. 450.000,-. Kedua Rp.450.000,-, dan yang terakhir saat hendak lulus Rp. 225.000,-. Upami 5 kali mah abdi teu rumaos pak," akunya dalam bahasa sunda.

Disinggung awak media mengenai keberadaan buku rekening PIP beserta ATMnya, saat itu berada dimana? ditangan siapa? tanya awak media.

" Buku rekening PIP dan kartu ATM dicepeng ku pihak sakola, dipasihkeun teh saatos lulus sakola ti SDN Gunung Kembang," jawabnya.

Saya merasa ada kejanggalan, tambah MM, waktu itu saat menerima buku rekening dan ATM dari pihak sekolah, dalam buku rekening terselip ada selembar bukti resi penarikan dana bantuan PIP, padahal saya dan istri tidak pernah melakukan pencarian. 

" Pak abdi ge sareng istri kantos ngaraos aneh waktos nampi buku tabungan sareng ATM ti sakola dina buku tabungan nyelip aya resi penarikan, sementara abdi sareng istri teu rumaos kantos narik dana eta, kan janten aneh karaos ku abdina," kata MM mengulang ucapannya dalam bahasa sunda.

Untuk mendapatkan keterangan yang berimbang, awak media segera menyambangi SDN Gunung Kembang, guna mengkonfirmasi Kepala Sekolah, Pengurus PIP dan Operator sekolah terkait keluhan yang disampaikan oleh para orang tua penerima manfaat.

Setibanya di sekolah tepat pukul 10.30 WIB sayang sekali dilokasi tidak ada seorangpun yang bisa dimintai keterangan wawancara, karena kondisi saat itu sekolah sedang sepi tidak ada orang.

Selanjutnya awak media berinisiatif menemui operator sekolah, yang tempat tinggalnya tak jauh dari gedung sekolah, kemudian setelah bertemu dan bertatap muka dengan yang bersangkutan, serta menceritakan kembali keluhan para orang tua penerima manfaat, operator sekolah Riki Setiadi Ramdani buka suara.

" Insyaallah selama jaman abdi mah janten operator bantuan PIP disalurkan dengan baik, adapun peristiwa yang terjadi sebagaimana yang di sampaikan media kemungkinan terjadi di masa sebelum saya menjadi operator, saya baru menjabat menjadi operator tahun 2024. Insyaallah pak dijaman abdi mah PIP disalurkan dengan baik," jelas Riki meyakinkan awak media yang sedang mewawancarainya. 

" Pernah ada di jaman saya menjadi operator satu orang dana PIP nya belum dicairkan, itupun dikarenakan saat masa pencairan orangtua penerima manfaat sedang tidak ada, jadi tidak bisa dicairkan karena yang bersangkutan tidak ada," paparnya.

Disinggung awak media mengenai keberadaan buku rekening PIP beserta ATMnya yang menurut orang tua penerima manfaat dipegang oleh pihak sekolah. Riki sang operator sekolah membenarkan, namun itu atas dasar keinginan para orang tua penerima manfaat sendiri.

" Memang benar masih ada buku tabungan yang berada di Sekolah tapi perlu diketahui, bahwa itu dititipkan di sekolah oleh orang tua jadi bukan keinginan pihak sekolah, sepengetahuan saya biasanya dengan alasan takut hilang," tepis Riki menjawab pertanyaan wartawan. 

Dalam sesi wawancara tersebut Riki menyarankan awak media sebaiknya menghubungi langsung pimpinannya Kepala SDN Gunung Kembang, operator pun menghubungi Kepala sekolah menggunakan penyerantanya, setelah tersambung Riki mempersilahkan awak media berbicara langsung dengan Kepala Sekolah.

" Panuhun nya bapak konfirmasi heula ka abdi upami tiasa abdi hoyong terang heula eta informasi ti angkatan tahun sabaraha bapak?," ujar Riki Nugraha Kepala SDN Gunung Kembang dalam bahasa sunda. 

Setelah dijelaskan awak media, tahunnya bervariatif, namun rata- rata dari tahun 2023 ke belakang.

" Bukannya mau lepas tanggung jawab peristiwa yang terjadi bukan dijaman saya menjabat kepsek, saat dipimpin saya tidak ada masalah, meskipun dulu ada kebijakan pencairan kolektif, tapi saya tidak melakukannya, kebetulan pertama menjabat kepsek di SDN Gunung Kembang pada Juli 2023, dan itu terakhir kebijakan pencairan secara kolektif," ujarnya panjang lebar menggunakan bahasa Sunda.

Ia juga menceritakan pernah terjun langsung ke lapangan, bahkan hingga datang ke Bank Himbara untuk menyelesaikan permasalahan penerima manfaat yang PIP nya tidak bisa di cairkan.

" Masalahnya pada waktu itu orang tua si penerima manfaat sudah bercerai, ibunya bekerja di jakarta, dan bapaknya sulit kita hubungi, uwaknya mau mencairkan juga ditolak pihak bank, pihak bank bersikeras harus orang tua nya yang mencairkan," ungkapnya.

" Kesininya di tahun 2024 Alhamdulillah aman, adapun untuk permasalahan buku rekening PIP, kartunya semua dipegang orang tua murid, dan untuk buku rekening saya sampaikan kepada orang tua murid, mau di bawa ke rumah silahkan, mau di simpan disekolah juga mangga, tapi kalau mau disimpan di sekolah orang tua harus bikin pernyataan, pihak sekolah tidak menahan buku rekening, tapi orang tua murid yang menginginkan, itupun bahasanya menitipkan, jangankan buku rekening yang kecil, buku raport saja per- semesternya suka hilang," bebernya.

Terakhir Kepala SDN Gunung Kembang Riki Nugraha menegaskan, bahwa untuk mengkonfirmasi permasalahan PIP yang muncul di tahun 2022 ke belakang silahkan konfirmasi Kepsek sebelumnya.

" Upami anu 2022 kaitu mah mungkin harus konfirmasi ke kepala sekolahnya yang dulu." Tegasnya dalam dialek bahasa sunda.

(Goesta)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bertahun- tahun Merasa Dibodohi, Orang Tua Penerima Manfaat PIP di SDN Gunung Kembang Ramai Pertanyakan Hak Anaknya, Kepsek: Bukan Dijaman Saya

Trending Now

Iklan