Foto: Dok. (Goesta/SC) Praktik Dugaan Potongan serta Kebocoran Dana PIP di SDN Sukajadi Campaka: Orang Tua Penerima Manfaat Dilarang Protes. |
SUARA CIANJUR | CAMPAKA - Carut marut penyaluran dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) di SDN Sukajadi Kecamatan Campaka, hasil penelusuran awak media dari beberapa sumber orang tua penerima manfaat, selain adanya dugaan praktik pemotongan, juga ada dugaan hak penerima manfaat yang tidak tersampaikan. Sabtu (11/10/2025).
Praktik seperti ini sangat memberatkan para orang tua penerima manfaat, bahkan saat mereka menyampaikan keberatannya, pihak sekolah mengatakan: " Tidak Boleh Protes!".
Seperti yang dikeluhkan oleh YT (Nama jelas ada di redaksi) orang tua penerima manfaat, berdasarkan pengakuan yang bersangkutan, hak anaknya selama 3 tahun anggaran belum mereka terima.
" AN (Inisial -red) anak saya merupakan peserta didik di SDN Sukajadi, tercatat di aplikasi sipintar dari tahun 2017, 2018, 2019 dan 2020 sebagai penerima manfaat Program Indonesia Pintar," ujarnya, Jumat (10/10/2025).
" Ketika anak saya duduk di kelas 3, ia mendapat bantuan PIP sebesar Rp. 450.000,- sejak saat itu sampai sekarang tidak pernah menerima lagi, sedangkan yang tercatat diaplikasi sipintar sebanyak 4 kali, sisanya yang 3 tahun berturut-turut kemana?," ungkapnya sambil melontarkan pertanyaan.
Buku tabungan dan ATMnya dipegang siapa? tanya awak media.
" Buku tabungan senantiasa ada di sekolah, diberikan setelah anak saya lulus," jawabnya.
Pengalaman serupa disampaikan DA (Inisial -red) orang tua penerima manfaat, menurut dia pemotongan yang dilakukan pihak sekolah terlalu besar.
" Saat masih bersekolah di SDN Sukajadi, ternyata anak saya SI (Inisial -red) dari tahun 2017, 2018, 2019, 2020, 2021 dan 2022 tercatat di aplikasi sipintar sebagai penerima manfaat (enam tahun berturut-turut), namun yang kami terima cuma 3 kali, itupun kena potongan," bebernya.
" Yang pertama Rp. 450.000,- di potong Rp. 150.000,- sisanya Rp. 300.000,- . Yang kedua Rp. 450.000,- dipotong Rp. 150.000,- sisanya untuk penerima manfaat Rp. 300.000,-. Dan yang terakhir ketiga Rp. 225.000,- dipotong Rp. 100.000,- sisanya Rp. 125.000,-," urainya kepada awak media suara cianjur.
Kalau disinih mah mamang begitu Pak, sambung DA, ku pihak sakola dipotongna terlalu besar.
" Saya pernah protes, agar potongannya jangan keterlaluan, kata mereka: tidak boleh protes!," ujarnya menirukan ucapan pihak sekolah yang melarangnya protes.
" Hak anak saya kan sesuai yang tercatat di aplikasi sipintar mendapat bantuan sebanyak 6 kali berturut- turut dari 2017 hingga 2022, yang di terima baru 3, sisanya yang 3 lagi kemana ya?," ucapnya balik bertanya kepada awak media.
Ia juga menjelaskan bahwa selama ini buku rekening PIP beserta ATMnya dipegang oleh pihak sekolah.
" Pernah saya minta ke sekolah, tapi tidak pernah menyerahkan, jawaban sekolah cukup dengan tidak boleh, nah setelah anak saya lulus buku rekening PIP, barulah di serahkan kepada orang tua penerima manfaat," paparnya.
Terpisah, dikonfirmasi awak media Neneng Sobariah selaku Kepala SDN Sukajadi Campaka mengakui kekeliruannya, bahkan ia juga menjelaskan uangnya dipakai untuk pembangunan sekolah.
" Muhun leres abdi rumaos terjadi pemotongan mah, namung eta sanes dianggo ku pribadi abdi, tapi nyaeta dianggo kana pembangunan pager sekolah, abdi rumaos lepat eta mah," akunya dalam bahasa sunda.
Disinggung awak media mengenai dana bantuan PIP yang belum tersampaikan seutuhnya kepada penerima manfaat sesuai dengan yang tercatat di aplikasi sipintar, Neneng berkelit mengaku tidak tahu.
" Tah duka eta mah abdi mah teu rumaos, kin atuh urang cek heula data-datana," kelitnya.
Ditanya awak media mengenai pengakuan orang tua penerima manfaat yang mengatakan buku rekening PIP masih disimpan pihak SDN Sukajadi, meskipun anaknya sudah lulus, dan sekarang duduk di bangku SMP? Ia tak membantah hanya mengatakan, sebagian masih ada di sekolah belum diambil.
" Muhun leres bapak, sebagian buku tabungan memang masih ada di sekolah, belum pada diambil," jawabnya.
Staff Guru yang ada diruangan tersebut menghamini apa yang di ucapkan Pimpinannya Kepala SDN Sukajadi- Campaka.
" Memang leres kitu pak, sok aya orang tua nu nyandak buku tabungan nu tos kaluar ti SD tapi da sok dipasihkeun upami dicandak mah," timpal salah seorang guru perempuan menguatkan ucapan pimpinannya
(Goesta)