Foto: Dok. (Net) Gambar ilustrasi pupuk bersubsidi, Ketua Gapoktan Desa Batulawang Cipanas: Sampai Bulan Oktober 2025, Kami Belum Pegang Salinan e-RDKK?. |
SUARA CIANJUR | CIPANAS RAYA - Kelompok Tani di Desa Batulawang Kecamatan Cipanas mengeluh sulit mendapatkan pupuk bersubsidi, sehingga berdampak pada menurunnya produktivitas hasil pertanian di daerah tersebut.
Dikonfirmasi awak media suara cianjur, Ketua Gapoktan Desa Batulawang Ujang Syarif Adik yang biasa dipanggil Apih menjelaskan:
" Dulu ada 2 kios yang menyalurkan pupuk bersubsidi untuk wilayah desa batulawang, entah kenapa alasannya awal tahun 2024 kios tersebut tidak lagi menyalurkan pupuk bersubsidi, sehingga para petani disini kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi, sehingga berdampak terhadap menurunnya produktivitas hasil pertanian," Selasa (14/10/2025).
Apakah Ketua Gapoktan sudah membuat draft Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk bahan pengajuan penerima manfaat ke BPP Cipanas? tanya awak media.
" Dari awal tahun kami sudah mengajukan list penerima manfaat, dan draft RDKK sudah kami layangkan ke BPP Cipanas, namun hingga saat ini, kami belum menerima salinan e-RDKK yang sudah di sahkan oleh BPP," tuturnya.
Apakah para Ketua Kelompok Tani dibawah naungan Gapoktan Gapuraning Rahayu sudah memegang e-RDKK tahun 2025? kejar awak media.
" Saya pastikan, dari 26 para ketua kelompok tani tidak ada yang memegang e-RDKK, bahkan Ketua Gapoktan nya sampai mau akhir tahun 2025 belum menerima," jawabnya.
Kalau e-RDKK tahun 2025 tidak muncul, lalu bagaimana tekhnis penyaluran pupuk bersubsidi di wilayah desa batulawang? tanya awak media.
" Ya itulah, kami juga tidak tahu, karena 2 kios yang biasa menyalurkan pupuk bersubsidi sudah tidak lagi beroperasi, namun setelah ramai pemberitaan, seseorang menawarkan kalau butuh pupuk datang ke kios sumber tani, kami awalnya tidak tahu bahwa didaerah kami ada kios penjual pupuk bersubsidi, karena yang kami tahu kios yang lama sudah dibekukan," ungkap Apih menjawab pertanyaan awak media suara cianjur.
Lalu kelompok tani untuk menutupi kebutuhan pupuk selama ini mendapatkannya darimana? tanya awak media.
" Ya terpaksa membeli pupuk non subsidi, meskipun harganya selangit," jawabnya.
Setelah ramai diberitakan, sekarang muncul kios pengganti, sebelumnya dikasih tahu tahu tidak bahwa ada kios pengganti? tanya awak media.
" Saya ini masih Ketua Gapoktan, cuman entah kenapa akhir akhir ini tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan keputusan, salah satunya ya itu penggantian kios penyalur pupuk bersubsidi, distribusi pupuk bersubsidi itu kan pendistribusiannya diatur dalam e-RDKK, kalau kami tidak memegang salinannya bagaimana cara kami berkomunikasi dengan penerima manfaat," tandasnya.
" Kami pernah pertanyakan e-RDKK ke orang BPP, jawabnya ada dikantor, isinya sama dengan draft yang saya buat, masa saya berkomunikasi dengan para petani penerima manfaat pupuk bersubsidi menggunakan draft pengajuan?," terangnya.
(Goesta)