| Foto: Dok. (Goesta) Paket Komplit! Carut Marut PIP di SDN Sukajadi Campaka: Minimnya Tranparansi, Praktik Pemotongan, hingga Pelarangan Protes. |
SUARA CIANJUR | CAMPAKA - Puluhan orang tua penerima manfaat mengeluhkan minimnya transparansi pengelolaan Program Indonesia Pintar (PIP) di SDN Sukajadi Campaka, imbasnya puluhan penerima manfaat yang tercatat di aplikasi sipintar tidak mendapatkan haknya secara utuh, tidak hanya itu, mereka juga sangat keberatan dengan adanya dugaan praktik pemotongan kepada setiap penerima manfaat, yang nilainya sangat memberatkan, serta upaya pembungkaman terhadap orang tua penerima manfaat.
Hal tersebut disampaikan puluhan orang tua penerima manfaat yang mengeluhkan pengelolaan PIP di satuan pendidikan SDN Sukajadi Campaka, seperti yang di sampaikan oleh NA (Nama diinisialkan- Red) perwakilan salah satu orang tua penerima manfaat.
" Sesuai dengan yang tercatat di aplikasi sipintar, anak saya WD (inisial-red) peserta didik di SDN Sukajadi tercantum 4 kali mendapat bantuan PIP, dari tahun 2020, 2021, 2022 dan 2023," jelasnya usai mengecek langsung data anaknya di aplikasi sipintar, Senin (6/10/2025).
" Tapi saya baru menerima bantuan cuman 2 kali, yang pertama besarannya Rp. 450.000,- dipotong sekolah Rp. 150.000,- sisanya untuk anak saya Rp. 300.000,-" terangnya.
Lanjut NA: " Yang ke 2, besaran bantuan PIP anak saya sebesar Rp. 900.000,- dipotong Rp. 250.000,- sisanya Rp. 650.000,-" urainya kepada awak media suara cianjur.
Dilokasi yang sama, VK (inisial-red) wali murid penerima manfaat, mengeluhkan hal yang serupa, menurut dia DH (inisial -red) adik kandungnya yang merupakan peserta didik di SDN Sukajadi, baru menerima bantuan PIP sekali, padahal di aplikasi sipintar tercatat 3 kali (3 tahun berturut-turut) dana sudah masuk.
" Penerima manfaat baru sekali menerima bantuan PIP, sebesar Rp. 900.000,- itu pun kena potongan, sebesar Rp. 150.000,- sisanya yang diterima penerima manfaat sebesar Rp. 650.000,-" jelasnya.
Setelah itu apakah pernah menerima bantuan lagi? tanya awak media.
" Cuman sekali itu!, itu pun kena potongan, sekali itu sajah pokonamah," tandas VK kental dengan aksen sundanya.
Terpisah, dihari berikutnya, DA (inisial -red) orang tua penerima manfaat lainnya mengungkapkan kejanggalan bantuan PIP anaknya, menurutnya apa yang tercatat di aplikasi sipintar, dengan yang dia terima tidak berkesesuaian.
" Dari tahun 2017, 2018, 2019, 2020, 2021 dan 2022. SV (inisial -red) anak saya, peserta didik di SDN Sukajadi, tercantum sebagai penerima manfaat selama 6 tahun berturut-turut di aplikasi sipintar, namun baru nerima bantuan cuman 3 kali," akunya kepada awak media. Selasa (7/10/2025).
" Yang pertama terima dana bantuan PIP sebesar Rp. 450.000,- dipotong Rp. 150.000,- sisanya diterima anak saya sebesar Rp. 300.000,-" urainya.
Lanjut DA: " Yang kedua nilai bantuannya sama, dan potongan serta sisa yang diterima sama persis dengan yang pertama," terangnya.
" Yang terakhir, kami menerima Rp. 225.000,- dipotong Rp. 100.000,- sisanya untuk penerima manfaat Rp. 125.000,-" imbuhnya.
Apakah buku rekening PIP (simpel) dan ATMnya ada di penerima manfaat? Maksudnya apakah dipegang penerima manfaat? Kejar awak media.
" Buku tabungan yang bapak tanyakan itu ada disekolah, malah pernah di pinta pun tidak boleh, katanya harus di sekolah, bahkan mereka dengan tegas mengatakan. Tidak boleh protes!," ucapnya menirukan perkataan pihak sekolah saat dimintai buku tabungan oleh orang tua penerima manfaat.
Disinggung awak media mengenai potongan dana bantuan PIP, apakah para orang tua penerima manfaat merasa keberatan dengan praktik pemotongan tersebut? tanya awak media.
" Ya kumaha deui, rido teu rido sih. Da didieu mah kitu pak dipatok sadayana ge Rp. 150.000,- jadi teu tiasa saikhlasna, margi sagalana dipatok ku sakola kedah sakitu wae, teu tiasa protes," ungkapnya dalam bahasa sunda.
Dikonfirmasi awak media suara cianjur, pada Selasa, 7 Oktober 2025, Deni selaku operator SDN Sukajadi Campaka mengatakan.
" Insyaallah, selama ini terkait PIP di SDN Sukajadi baik-baik saja, tahu ditempat yang lain," tuturnya pada awal sesi wawancara dengan awak media suara cianjur.
Selanjutnya awak media menyampaikan kembali keluhan puluhan orang tua penerima manfaat PIP di satuan pendidikan SDN Sukajadi Campaka, mulai dari dugaan praktik pemotongan, hingga minimnya transparansi pengelolaan PIP, sehingga penerima manfaat merasa dirugikan, dampaknya penerima bantuan program indonesia pintar tidak menerima hak nya secara utuh? Deni sang operator SDN Sukajadi buka suara.
" Terkait pemotongan itu hasil kesepakatan musyawarah dengan pihak komite, bahwa potongan PIP tersebut digunakan untuk pembangunan tembok pagar sekolah," tutur Deni menjawab keluhan penerima manfaat PIP yang disampaikan kembali oleh awak media.
Selanjutnya Deni menanggapi isu transparansi yang berdampak penerima manfaat tidak menerima haknya secara utuh.
" Insyaallah pak dimasa abdi janten operator mah tidak pernah kikituan, kanggo naon atuh pak artos sakitu," kelitnya.
Carut marut pengelolaan Program Indonesia Pintar di SDN Sukajadi Kecamatan Campaka begitu komplek, mulai dari isu dugaan praktik pemotongan, minimnya transparansi pengelolaan dana bantuan PIP yang berdampak merugikan penerima manfaat, yang tidak menerima hak nya secara utuh, dan isu dugaan pembungkaman kepada para orang tua penerima manfaat yang menginginkan buku rekening PIP (simpel) dipegang oleh penerima manfaat.
Permasalahan ini secepatnya harus mendapat tanggapan dari Kordik dan pemangku kebijakan di lingkungan Disdikpora Kabupaten Cianjur, agar kejadian serupa tidak terulang.
(Goesta)