| Foto: Dok. (Goesta) Abai dengan Tuntutan Penerima Manfaat, Kisruh Dana Bantuan PIP di SDN Sukajadi kembali Mencuat ke Publik. |
SUARA CIANJUR | CAMPAKA - Para orang tua penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) di satuan pendidikan SDN Sukajadi Desa Sukajadi Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur merasa tuntutannya di abaikan, mereka kembali berteriak di kolom pemberitaan, guna menuntut hak anaknya yang belum sepenuhnya mereka terima. Setelah terbit pemberitaan alih- alih menggunakan hak jawab, malah hadir aparat yang meminta bertemu dengan awak media.
Permasalahan PIP di SDN Sukajadi diwarnai dengan praktik pemotongan, serta dugaan pengemplangan dana bantuan, sesuai dengan pengakuan para orang tua penerima manfaat yang menjadi narasumber, isu kurang sedap dari dunia pendidikan tersebut sudah 2 kali diberitakan di media online suara cianjur, dengan harapan secepatnya ada perbaikan.
Berita pertama edisi terbitan hari Senin, 6 Oktober 2025 dengan judul berita: "Paket Komplit! Carut Marut PIP di SDN Sukajadi Campaka: Minimnya Tranparansi, Praktik Pemotongan, hingga Pelarangan Protes"., dan berita kedua edisi hari Sabtu, 11 Oktober 2025 dengan judul berita: "Praktik Dugaan Potongan serta Kebocoran Dana PIP di SDN Sukajadi Campaka: Orang Tua Penerima Manfaat Dilarang Protes".
Seperti yang disampaikan orang tua penerima manfaat PIP berinisial YT (Inisial -red) setelah sebulan lebih menunggu itikad baik dari pihak sekolah, dengan nada kesal ia kembali angkat suara.
" Setelah ramai pemberitaan tentang carut marut dan kisruh PIP di SDN Sukajadi, tidak nampak itikad baik dari pihak sekolah kepada para orang tua penerima manfaat, meski demikian kami akan terus menyuarakannya melalui kolom media, sampai kami menemukan keadilan," tandasnya, Jumat (7/11/2025).
" Tidak ada kabar sama sekali, ini berlaku bukan kepada saya saja, puluhan orang tua penerima manfaat lainnya pun merasa diabaikan tuntutannya," ujarnya.
Berbanding lurus dengan ucapan YT, orang tua penerima manfaat lainnya berinisial AC melihat sikap sekolah yang terkesan mengabaikan tuntutan dan keluhan para orang tua penerima manfaat. Ia menyebutnya aneh, seolah- olah dari hulu sampai hilir kompak terkesan diam dan abai.
" Yang dituntut dan dipertanyakan kami itu adalah hak anak kami yang sampai saat ini belum kami terima," tegasnya.
" Kok aneh ya, semuanya nampak kompak dari hulu hingga hilir terdiam, seolah mengabaikan keluhan kami, kami tidak mengemis, kami menuntut hak anak kami yang bertahun-tahun belum kami terima, apakah menyampaikan protes maupun aspirasi harus melalui unjuk rasa?," ungkapnya.
Seharusnya, lanjut AC pihak sekolah yang selama ini tugasnya mengajar, kudu bener, jujur, amanah, pinter, dan tanggung jawab ka para siswa.
" Kedahna nyontoan ngabuktoskeun dengan sikap nyata, ngeri pak abdimah ningal pamandangan kieu mah kumaha kapayuna? Istilah papatah mah guru kencing berdiri murid kencing berlari, upami di contoan model kieu pikumahaeun kapayuna generasi urang-urang teh kedah aya tindakan supados teu kabiasaan," ujarnya dalam bahasa daerah.
Sementara itu ditemui di SDN Sukajadi dan SDN Sukamanah Neneng Sobariah selaku Kepala Sekolah di dua sekolah tersebut sedang tidak ada ditempat, kemudian dihubungi melalui sambungan aplikasi perpesanan WhatsApp juga tidak ada tanggapan.
Sebelumnya. Deni selaku Operator SDN Sukajadi Campaka pada Selasa 7 Oktober 2025 kepada awak media suara cianjur terkait keluhan orang tua penerima manfaat PIP, dia buka suara.
" Insyaallah, selama ini terkait PIP di SDN Sukajadi baik-baik saja, tahu ditempat yang lain," tuturnya pada awal sesi wawancara dengan awak media suara cianjur.
Selanjutnya awak media menyampaikan kembali keluhan puluhan orang tua penerima manfaat PIP di satuan pendidikan SDN Sukajadi Campaka, mulai dari dugaan praktik pemotongan, hingga minimnya transparansi pengelolaan PIP, sehingga penerima manfaat merasa dirugikan, dampaknya penerima bantuan program indonesia pintar tidak menerima hak nya secara utuh? Deni sang operator SDN Sukajadi buka suara.
" Terkait pemotongan itu hasil kesepakatan musyawarah dengan pihak komite, bahwa potongan PIP tersebut digunakan untuk pembangunan tembok pagar sekolah," tutur Deni menjawab keluhan penerima manfaat PIP yang disampaikan kembali oleh awak media.
Dikonfirmasi awak media suara cianjur. Neneng Sobariah selaku Kepala SDN Sukajadi Campaka pada Sabtu, 11 Oktober 2025 mengatakan.
" Muhun leres abdi rumaos terjadi pemotongan mah, namung eta sanes dianggo ku pribadi abdi, tapi nyaeta dianggo kana pembangunan pager sekolah, abdi rumaos lepat eta mah," akunya dalam bahasa sunda.
Disinggung awak media mengenai dana bantuan PIP yang belum tersampaikan seutuhnya kepada penerima manfaat sesuai dengan yang tercatat di aplikasi sipintar, Neneng berkelit mengaku tidak tahu.
" Tah duka eta mah abdi mah teu rumaos, kin atuh urang cek heula data-datana," kelitnya.
Ditanya awak media mengenai pengakuan orang tua penerima manfaat yang mengatakan buku rekening PIP masih disimpan pihak SDN Sukajadi, meskipun anaknya sudah lulus, dan sekarang duduk di bangku SMP? Ia tak membantah hanya mengatakan, sebagian masih ada di sekolah belum diambil.
" Muhun leres bapak, sebagian buku tabungan memang masih ada di sekolah, belum pada diambil," jawabnya.
(Goesta)