SUARA CIANJUR | CAMPAKA - Pasca mengecek data penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) di aplikasi sipintar, puluhan orang tua penerima manfaat terdiam menahan kekecewaann yang mendalam, pasalnya tercatat diaplikasi besutan Kemendikbud tersebut orang tua penerima manfaat menemukan nama anaknya tercatat sebagai penerima manfaat lebih dari lima kali, namun yang diterima penerima manfaat baru tiga kali.
Setelah mengecek langsung data penerima manfaat melalui aplikasi sipintar RN (Inisial -red) orang tua penerima manfaat PIP kepada awak media suara cianjur angkat suara.
" Waktu bersekolah di SDN Gunung Kembang MA (Inisial -red) anak saya menerima dana bantuan PIP saat Kelas 4, 5 dan Kelas 6, sedangkan di Kelas 1, 2 dan 3 tidak pernah menerima dana bantuan PIP, namun ketika kami cek di aplikasi sipintar ternyata anak saya dari tahun 2017, 2018, 2019, 2020, 2021, 2022 hingga 2023 tercatat sebagai penerima manfaat, artinya setiap tahunnya anak saya ini mendapat bantuan," ungkap RN pada Kamis (6/11/2025).
" Faktanya anak saya baru menerima dana bantuan PIP sebanyak 3 kali, sisanya kemana? padahal tiap tahunnya mendapat bantuan, dan di aplikasi sipintar tercatat dana masuk sebanyak 7 kali, setiap tahunnya," terangnya.
Hal senada disampaikan orang tua penerima manfaat PIP lainnya. SV (Inisial -red) ia melihat catatan data anaknya di aplikasi sipintar dari tahun 2017, 2018, 2019, 2020, 2021, dan 2023 tercatat sebagai penerima manfaat program Indonesia pintar.
" Kami baru menerima dana bantuan PIP sebanyak 3 kali, saat itu waktu anak saya Kelas 1, 3 dan terakhir di Kelas 6, selanjutnya tidak pernah ada kabar atau pemberitahuan dari sekolah SDN Gunung Kembang," bebernya.
Buku simpanan pelajar (Simpel) atau buku rekening PIP sekarang ada dimana? tanya awak media.
" Buku rekening PIP selalu ada di sekolah," jawab SV.
Masih dilokasi yang sama, keluhan carut marut penyaluran dana bantuan PIP di satuan pendidikan SDN Gunung Kembang juga dialami oleh DH (Inisial -red) orang tua penerima manfaat, menurut dia nama anaknya tercatat di aplikasi sipintar sebanyak 7 kali sebagai penerima manfaat.
" MI (Inisial -red) anak saya peserta didik di SDN Gunung Kembang dari tahun 2017, 2018, 2019, 2020, 2021, 2022, hingga 2023 tercatat sebagai penerima manfaat PIP, tapi baru menerima dana bantuan PIP sebanyak 2 kali," bebernya.
" Yang pertama sebesar Rp. 450.000,_ diterima di sekolah, yang kedua nominalnya sama sebesar Rp. 450.000,_ diantarkan kerumah saya oleh wali kelasnya, sejak saat itu tidak pernah menerima dana bantuan lagi," terang DH.
Hal serupa juga dialami EN (Inisial -red l) ia dengan gamblang menjelaskan bahwa anaknya yang berinisial SNH peserta didik di SDN Gunung Kembang, sesuai yang tertera di aplikasi sipintar di bulan Februari 2018, Bulan Desember 2018, tahun 2019, 2020, 2021, dan 2022 tercatat sebagai penerima manfaat program Indonesia pintar.
" Berarti anak saya setiap tahunnya terhitung dari tahun 2018 memiliki hak menerima dana bantuan PIP, tapi faktanya anak saya menerima dana bantuan PIP sebanyak 3 kali, yaitu saat dia duduk di kelas 4, kelas 5 dan terakhir di kelas 6, sebelumnya pada saat kelas 1, 2 dan kelas 3 tidak pernah menerima bantuan, bahkan pemberitahuan dari pihak sekolah pun tidak pernah ada," ungkapnya.
" Da didieumah hampir rata-rata sapertos kitu pak, da ieu mah sawargi-wargi abdi sareng saangkatanna," ucap EN.
Buku simpanan pelajar (Simpel) atau buku tabungan PIP saat ini berada dimana? tanya awak media.
" Buku tabungan PIP saya terima waktu SNH sudah dibangku SMP, tepatnya kelas 8, itu pun saya yang meminta ke pihak sekolah SDN Gunung Kembang, karena saya memerlukannya untuk di SMP," jawabnya.
Ia juga menjelaskan kronologi buku tabungan PIP sampai berada ditangannya.
" Waktu anak saya kelas 8, saya mendapat pemberitahuan dari pengelola PIP di satuan pendidikan tingkat SMP, kata mereka anak saya mendapat bantuan PIP, dan harus segera dicairkan, kemudian pengelola PIP mengarahkan langsung mencairkannya di Bank BRI dengan membawa serta buku tabungannya, makanya saya langsung datang ke SDN Gunung Kembang untuk mengambil buku tabungan PIP milik anak saya," terangnya.
" Setelah mengambil buku tabungan PIP di sekolah SDN Gunung Kembang, sesuai arahan pihak sekolah SMP yang mengarahkan saya untuk langsung mendatangi Bank Himbara (BRI) Warung Bitung, sesampainya di Bank, saya menyodorkan buku tabungan anak saya, tiba- tiba tanpa penjelasan oknum pegawai Bank BRI langsung merobeknya, dan membuangnya ke tempat sampah," ungkap EN.
Sambung EN, selanjutnya saya diarahkan oleh oknum pegawai Bank untuk mendatangi Polsek setempat guna membuat surat kehilangan.
" Tah buku rekening PIP nu di pegang ku abdi ieu, buku rekening pengganti nu di sobekeun ku oknum pegawai Bank tea," jelasnya dalam bahasa sunda, dan dihamini orang tua penerima manfaat lainnya yang mengaku mendapat perlakuan serupa.
" Memang leres bapak abdi ge sami kitu," timpal puluhan penerima manfaat PIP lainnya.
Peristiwa pengrusakan buku simpanan pelajar milik SNH terjadi pada tahun berapa? kejar awak media.
" Tahun sabarahana, abdi hilap deui, mung saemut abdi mah nuju Kepala Sekolah na sebelum pak Riki, da pak Riki mah nembean janten KS na ge," jawabnya.
Agar informasi yang didapat berimbang, awak media segera mendatangi SDN Gunung Kembang untuk mengkonfirmasi Kepala Sekolah, namun sayang yang bersangkutan sedang tidak berada ditempat, ia sedang berada di tempat Kordik Campaka, awak media pun secepatnya bergeser ke tempat Kordik.
Sesampainya ditempat Kordik Campaka, awak media menyampaikan kembali keluhan para orang tua penerima manfaat, Riki Nugraha selaku Kepala SDN Gunung Kembang meminta waktu untuk berkoordinasi dengan kepala sekolah sebelumnya.
" Untuk menjawab pertanyaan media, saya minta waktu untuk konfirmasi terlebih dahulu kepada Bu Dewi selaku Kepala SDN Gunung Kembang sebelum saya, kalau dimasa saya insyaallah sudah saya salurkan dengan benar, nanti akang saya kabari lagi," ujar Riki.
Masih dilokasi yang sama, Wira Ruhimat selaku Kordik Campaka saat di mintai tanggapannya terkait bantuan PIP di SDN Gunung Kembang yang kini dipersoalkan para orang tua penerima manfaat.
" Masalah PIP mah abdi teu apal, upami masalah ngusep abdi apal, jeujeur abdi se'eur, aralus dibumi," ujar Kordik Campaka menjawab pertanyaan awak media sekenanya.
Goesta