Makhluk Langit Yang Lupa Pulang

suaracianjur.com
Desember 26, 2025 | 00:07 WIB Last Updated 2025-12-25T17:11:07Z
Foto: Dok. (Net) Gambar ilustrasi.

SUARA CIANJUR | CIANJUR - Beberapa hari ini aku merasa dunia ini terasa sempit, entah kenapa hatiku akhir- akhir ini selalu gelisah, datangnya selalu tiba-tiba, ada apa dengan jiwaku? Aku harus bergegas menemui Guru.

Aku: " Guru...mengapa hatiku selalu gelisah, padahal hidupku terlihat baik-baik saja,"

Guru: " Jiwamu sedang mengingat sesuatu yang akalmu lupa,"

Aku: " Mengingat apa, Guru...?"

Guru: " Asalmu... Kau ini bukan makhluk bumi, kau adalah makhluk langit yang sedang singgah,"

Aku: " Makhluk langit? Tapi aku lahir, bekerja, makan, lelah... semua terasa sangat duniawi,"

Guru: " Tubuhmu dari tanah. Tapi jiwamu... ditiupkan langsung dari- Nya, ruh mu pernah bersaksi sebelum dunia ada. Lalu kau diturunkan bukan untuk menetap, tapi untuk diuji,"

Aku: " Tapi...Guru, mengapa aku merasa betah disini?"

Guru: " Karena dunia pandai menidurkan jiwa, ia membungkus kefanaan dengan gemerlap, ia menyamarkan penjara sebagai rumah,"

Aku: " Aku mengejar banyak hal Guru, pencapaian, harta, pengakuan... Salahkah itu?"

Guru: " Tidak salah! Yang berbahaya adalah ketika semua itu membuatmu lupa pulang,"

Aku: " Pulang kemana?"

Guru: " Ke asal rindumu, ke hadirat Allah. Ke sujud yang jujur tanpa penonton. Ke tangis malam yang hanya langit menjadi saksi,"

Aku: " Mengapa setiap kali aku sendiri, hatiku justru sesak?"

Guru: " Karena jiwa tak di ciptakan untuk bising. Ia di ciptakan untuk menghadap. Dan ketika ia menghadap, ia sakit... tanpa tahu sebabnya,"

Aku: " Guru... apakah jiwaku berdosa karena lupa?"

Guru: " Tidak, jiwa hanya tersesat. Dan yang tersesat tidak butuh di hukum, ia butuh diingatkan,"

Aku: " Bagaimana caranya mengingatkan, Guru? Aku merasa jalannya kabur,"

Guru: " Berhenti sebentar. Lepaskan genggamanmu pada dunia. Sujudlah bukan karena kewajiban, tapi karena rindu. Biarkan hatimu berkata; Ya Allah... aku lelah berpura-pura kuat,"

Aku: " Dan jika aku jatuh lagi?"

Guru: " Bangkit lagi, seorang musafir boleh tersandung, tapi ia tak pernah lupa arah pulang,"

Aku: " Guru... jadi dunia ini?,"

Guru: " Hanya persinggahan. Bukan kampung halaman,"

Aku: " Dan kampung halamanku?"

Guru: " Surga, tempat jiwamu pertama kali mengenal damai,"

Aku: " Ya Allah (doa lirih) ingatkan aku siapa diriku sebenarnya. Bangunkan aku dari tidur panjang kemelekatan dunia, jadikan aku pejalan, bukan penetap, agar aku pulang... sebelum lupa selamanya. Lahaulawalaquataillabillah..."

Khaeruniyunie.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Makhluk Langit Yang Lupa Pulang

Trending Now

Iklan