Ada Covid-19, Jumlah Sampah di Sungai Citarum Mengalami Penurunan

suaracianjur.com
November 30, 2020 | 19:45 WIB Last Updated 2020-11-30T12:45:18Z
Ada Covid-19, Jumlah Sampah di Sungai Citarum Mengalami Penurunan

SUARA CIANJUR ■ Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang juga Satgas Citarum Harum mengatakan, pandemi COVID-19 berdampak baik terhadap kondisi Sungai Citarum. Sejauh ini, dari laporan yang diterimanya, diketahui pencemaran sampah di DAS Citarum mengalami penurunan.

“COVID-19 sebenarnya berdampak baik terhadap pencemaran juga karena jumlah sampahnya sudah berkurang,” ujarnya saat menjadi narasumber webinar IATPI Jabar di Gedung Pakuan, Bandung, kemarin.

Namun sampah, terutama yang berasal dari rumah tangga masih ditemukan, namun volumenya jauh lebih kecil dibandingkan sebelum COVID-19.

“Saat ini sampah, khususnya sampah rumah tangga masih ada, namun dibanding sebelumnya volume sampah sudah turun signifikan,” kata Ridwan Kamil.

Ia menjelaskan, pada 2019 penanganan timbunan sampah mencapai 46 persen. Sedangkan target hingga akhir tahun 2020 bisa mencapai 70 persen.

"Tahun 2019 ini 46% timbunan sampah yang tidak terkelola tertangani, target tahun ini lebih dari separuhnya dan seterusnya hingga 2025. Kami berharap penanganan dan pengelolaan sampah di DAS Citarum bisa dikelola sepenuhnya dengan sistem," Kata Emil.

Menurutnya, COVID-19 memungkinkan lingkungan melakukan penyembuhan diri. "Mungkin COVID-19 adalah cara lingkungan untuk me-reboot dirinya sendiri," katanya.

Selain sampah rumah tangga, masalah utama lainnya di DAS Citarum adalah limbah pabrik. Sejak dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum, 165 kasus pencemaran telah diproses secara hukum.

Menurut Emil, mayoritas pihak yang digugat di pengadilan adalah korporasi yang menikmati lowongan penegakan hukum karena pengusaha mencari biaya rendah dalam pengelolaan sampah. Cara paling sederhana adalah dengan membuangnya ke Citarum.

"Penegakan hukum belum pernah terjadi sebelum dibentuknya Satgas Citarum Harum. 165 kasus tersebut sebagian besar adalah korporasi atau industri yang membuang limbah ke Citarum," ujarnya.

Pemprov Jabar saat ini tengah fokus merestorasi kawasan hulu seperti pegunungan dan perbukitan yang kondisinya kritis. Salah satunya yang dilakukan adalah gerakan menanam 50 juta pohon yang dimulai tahun lalu. Dalam hampir setahun, gerakan penanaman pohon telah merealisasikan sebanyak 19 juta pohon.

“Bukit-bukit gundul menunjukkan bahwa masalah lingkungan merupakan hal penting yang harus kita cari solusinya, termasuk pengelolaan DAS Citarum,” jelasnya.

Emil berharap dengan berakhirnya Perpres 15, pada tahun 2025 semua permasalahan di DAS Citarum dapat tertangani. Kemudian dari sisi anggaran, penanganan Citarum dilakukan secara kolaboratif, termasuk dukungan dari Bank Dunia, APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten / Kota dengan total sekitar Rp 11,358 triliun hingga akhir tahun 2025.

“Berbagai inisiatif kita lakukan agar penanganan Citarum bisa dilakukan secara kolaboratif. Jadi kalau kita berharap Citarum ini bisa diselesaikan dengan sendirinya tanpa ada tindakan besar, menurut saya tidak realistis tapi membutuhkan dana yang tidak murah,” tutup Emil. (Hms / R-01)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Ada Covid-19, Jumlah Sampah di Sungai Citarum Mengalami Penurunan

Trending Now

Iklan