ATR/BPN Berpihak Kepada Rakyat Korban Kejahatan Mafia Tanah, Tegas AHY Dalam peringatan Hari Bumi Sedunia

suaracianjur.com
April 22, 2024 | 17:47 WIB Last Updated 2024-04-22T10:55:15Z
Foto: Dok. SC./Fer. Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam kegiatan hari bumi di Cibedug- Bogor 

SUARA CIANJUR | BOGOR - Disela-sela kegiatan peringatan hari bumi sedunia di Desa Cibedug Ciawi Bogor, Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan, Kementerian ATR/BPN dan Jajaran nya akan berpihak kepada masyarakat yang menjadi korban kejahatan mafia tanah.

Bahkan AHY secara tegas mengatakan akan menindak secara internal jajaran nya yang coba-coba bermain. Senin, (22/4/2024).

Hal itu disampaikan AHY Sa'at memperingati hari bumi sedunia di Desa Cibedug- Bogor dengan menanam ribuan pohon mahoni untuk menyerap karbon dioksida.

Sehari sebelumnya pada Minggu, 21 April 2024 AHY dan rombongan nya melakukan kunjungan ke Ciguntur Pacet Cianjur, disana melakukan penanaman asparagus dilahan redistribusi, bekerja sama dengan BUMN.

"Hari ini Saya dengan teman-teman Kementerian ATR/BPN, Pj. Bupati Kabupaten Bogor, Kepala Kantor Pertanahan Bogor 1, juga bersama warga masyarakat Desa Cibedug Ciawi Bogor, bersama-sama kita memperingati Hari Bumi sedunia," ujar AHY. Senin, (22/4/2024).

"Hari ini kita dedikasikan untuk semakin menyadari dan memperjuangkan betapa pentingnya menjaga kelestarian alam kita, lingkungan kita atau bumi kita, bumi kita ini cuma satu, mari kita jaga bareng-bareng," imbuhnya.

Ia juga mengatakan, Indonesia sebagai warga dunia harus bertanggung jawab, agar bersama kita menghadapi iklim pemanasan global, termasuk semangat kita mencapai Net-Zero Emission (NZE) atau nol emisi karbon.

"Dalam semangat yang sama saya hadir dengan Kementerian ATR/BPN, baru saja kami menanam pohon mahoni, pada saatnya nanti akan ada 5000 pohon di sekitar Desa Cibedug ini, ada 4 Desa yang dilibatkan menjadi lokasi penanaman," jelasnya.

Sambung AHY, Kalau semakin baik kita menangkap karbon dioksida melakukan carbon capture, ini artinya kita bertanggung jawab dengan kondisi alam kita, ini masih dalam rangkaian untuk mensukseskan kebijakan pemerintah dalam reforma agraria.

"Bapak Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan menitipkan pesan, sekaligus menekankan kepada kami kementerian ATR/BPN agar bisa semakin fokus dalam upaya melakukan redistribusi tanah lahan eks HGU, di Cibedug ini ada 251 hektar diredistribusikan kepada masyarakat, setelah itu kami berharap tanahnya menjadi produktif, jangan dibiarkan dan ditelantarkan," bebernya.
Foto: Dok. SC/Fer AHY secara simbolis menanam ribuan pohon mahoni upaya untuk menjaga keasrian lingkungan 

Selanjutnya Ia juga mendorong tanah redistribusi untuk mempunyai nilai tambah, dikembangkan menjadi industri pertanian yang bermanfaat bagi masyarakat, sehingga masyarakat menjadi semakin sejahtera, ini merupakan cita-cita dari reforma agraria.

Selain itu, Ia juga menyinggung dan menyoroti pembangunan di daerah klasik puncak yang bisa menimbulkan bahaya.

Selanjutnya awak media bertanya, sa'at keliling daerah seperti ini, hal penting apa saja yang dilaporkan kepada Bapak Presiden.

"Secara serius kami berusaha menuntaskan program-program yang dianggap bagus, yang perlu kita lakukan sa'at ini adalah melakukan percepatan agar target segera tercapai, kita pun tahu permasalahan pertanahan di Indonesia itu sangat banyak sekali, mulai dari tumpang tindih lahan antar sesama warga, warga dengan korporasi, kemudian tumpang tindih dengan aset negara, belum lagi kita bicara seringkali ada yang masuk ke kawasan hutan, ini yang harus kita tengahi dan mediasi dalam konteks sengketa," jawab AHY.

Lanjut AHY; "Untuk menyelesaikan situasi itu bukan hanya ATR/BPN tapi harus ada kerjasama dengan kementerian lain, Kementerian KLHK salah satunya," ucap AHY.

"Tetapi terkait dengan praktek-praktek mafia tanah, ini menjadikan upaya yang serius, karena banyak sekali laporan langsung maupun melalui media sosial, saya ingin sekali kita ini kompak memberantas mafia tanah, banyak sekali korban nya, dan ini sangat mengerikan, sekaligus tidak berprikemanusiaan, ketika tiba-tiba tanahnya di serobot, properti nya hilang karena dipalsukan surat-suratnya, sertifikatnya, terus datang aktor yang mirip dengan yang punya, memalsukan sertifikat atau surat tanahnya, tanda tangan nya palsu," urainya.

Lebih lanjut AHY menegaskan; "Ini benar-benar kejahatan yang dimotori oleh aktor-aktor intelektual, para mafia tanah ini bukan orang sembarangan, mereka punya Kecerdasan intelektual tapi digunakan untuk Kejahatan di bidang pertanahan, ini tidak bisa kita biarkan," tegasnya.

AHY juga mengatakan, jika ada masyarakat yang menjadi korban mafia tanah pasti Negara, Pemerintah, ATR/BPN akan berpihak kepada Rakyat, pada siapapun, tidak melihat apakah dia orang besar atau pun sebaliknya, semua punya hak mendapatkan keadilan di negeri ini, masalah tanah ini bukan sekedar ekonomi tapi juga keadilan, sosial, hargadiri dan kehormatan.

"Dengan digitalisasi pertanahan saya berharap dapat menertibkan dan memperkecil ruang kejahatan pertanahan, dengan itu mereka punya kepastian hukum, selain itu juga bisa mendapatkan bantuan modal usaha," paparnya.

Terakhir AHY menjelaskan hasil konsolidasi tanah, sebelum dan sesudah konsolidasi tanah.

"Sebelum dilakukan konsolidasi tanah harga permeter nya 200ribu, setelah konsolidasi meningkat, jadi 300 sampai 500ribu rupiah /meternya, ini bukti adanya peningkatan jika diatur akses nya, dibuka akses transportasi, drainase dan akses lain nya, terakhir saya ingin meyakinkan bahwa ATR/BPN menjadi semakin terpercaya dan menghindari terlibat dalam permasalahan, kalau ada yang coba-coba saya akan bersihkan secara internal, kalau sudah baik kita kasih apresiasi." Pungkasnya.

(Arkam/Fer)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • ATR/BPN Berpihak Kepada Rakyat Korban Kejahatan Mafia Tanah, Tegas AHY Dalam peringatan Hari Bumi Sedunia

Trending Now

Iklan