Foto: Dok. (GoesJoy/SC) Gedung SDN Cikaratok- Sukaresmi, sejumlah orang tua wali murid berkumpul di rumah Ketua erte setempat, mengeluhkan tentang bantuan PIP SDN Cikaratok. |
SUARA CIANJUR | SUKARESMI - MH (Nama di inisialkan) 57 tahun, warga Kp. Babakan Pasantren RT. 09/09 Desa Kubang Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Cianjur, yang merupakan Nenek dari ANS 12 tahun, peserta didik aktif kelas 5 di SDN Cikaratok mengeluhkan bantuan PIP cucunya yang berstatus anak yatim tak jelas juntrungannya. Senin (5/5/2025).
Diketahui, ANS semenjak orang tuanya meninggal dunia, ia tinggal bersama neneknya, kepada awak media suara cianjur MH (Nenek ANS) mengeluh, bahwa cucunya sejak dari tahun 2021 tercatat sebagai penerima manfaat program Indonesia pintar (PIP), namun, ia mengaku tidak pernah menerima uang bantuan tersebut.
" Pak, ANS Cucu abdi teu kantos nampi bantuan PIP serupiahpun, tapi ditingali na buku tabungan tahun 2021 sareng 2022 kengeng bantosan, tapi ema teu kantos nampi dugi ayeuna ge," ungkap MH, Sabtu (3/5/2025).
Selanjutnya awak media bertanya, apakah MH memegang buku rekening simpanan pelajar?
" Teu aya margi nembe tadi dicandak ku pak Enin guru, mangkaning incu ema mah yatim ieu teh pak." jelasnya dalam bahasa sunda
Pada saat itu para orang tua wali murid yang mengalami hal serupa berkumpul di rumah Nurodin Ketua RT. 09, mereka menghamini apa yang dikeluhkan oleh MH, mereka pun kepada awak media suara cianjur mengaku mengalami apa yang di alami MH.
Setelah mendengar keluhan dari para orang tua wali murid penerima manfaat bantuan PIP SDN Cikaratok yang berkumpul dirumah Pa Erte, selanjutnya awak media langsung bertolak menuju sekolah untuk konfirmasi Kepala SDN Cikaratok, terkait keluhan orang tua wali murid yang anaknya tercatat sebagai penerima manfaat PIP. Sayang pada saat itu Kepala Sekolah tidak ada ditempat. Beliau berada di kediamannya.
Setelah bertemu kepala sekolah di kediamannya, awak media kemudian meminta ijin wawancara, selanjutnya menyampaikan langsung apa yang menjadi keluhan dari para orang tua wali murid kepada kepala sekolah SDN Cikaratok. Salah satunya keluhan MH, Nenek dari ANS peserta didik aktif di SDN Cikaratok, yang mengeluh tidak pernah menerima bantuan PIP, padahal anak yatim tersebut tercatat sebagai penerima manfaat PIP dari tahun dari 2021.
" Pak perkawis eta mah saur Enin tos diberesan sadayana abdi mah terangna tos beres we, abdi mah teu terang," kilah Suparman Kepala Sekolah SDN Cikaratok yang seolah melempar bola panas kepada Pa Endin Bendaharanya.
Sambung Suparman Kepala Sekolah SDN Cikaratok; " Ke' atuh abdi nelepon heula Pak Enin bendahara piwarang kadieu supados jelas," kelitnya.
Tak berselang lama setelah ditelepon kepala sekolah, Bendahara SDN Cikaratok Enin datang ke rumah pimpinan nya, yang memang jaraknya tidak jauh dari sekolah, setelah mengobrol sebentar dengan awak media, Enin Bendahara sekolah dasar negeri cikaratok menjelaskan.
" Oh Nu etamah Tos dicairkan pak," ucapnya singkat.
Kalau memang sudah dicairkan, kenapa MH Nenek dari anak yatim yang menjadi penerima manfaat PIP menyatakan belum pernah menerima uang PIP serupiah pun, tanya media mengejar ucapan bendahara sekolah. Jadi siapa yang mencairkan hak anak yatim tersebut?.
Enin Bendahara SDN Cikaratok tidak menjawab pertanyaan balik awak media suara cianjur, ia menjawab dengan lirikan mata ke Kepala Sekolah?.
Karena tidak menjawab pertanyaan awak media, sesi wawancara sempat mengalami kekakuan, kemudian suara Suparman, Kepala Sekolah SDN mengurai kekakuan.
" Bahwa PIP warga tersebut sudah dicairkan dengan cara kolektif," akunya.
Selanjutnya awak media bertanya kepada Kepala Sekolah dan Bendaharanya, yang telah di cairkan secara kolektif bantuan PIP tahun berapa?.
" Tahun 2024," jawab Enin singkat.
Kenapa PIP tahun 2024 baru dicairkan di bulan Mei 2025 padahal itu seharusnya sudah dicairkan di tahun 2024?, tanya awak media mengejar jawaban Enin Bendahara SDN Cikaratok.
Mendapatkan pertanyaan awak media seperti itu, baik Kepala Sekolah maupun Bendahara hanya saling lirik, namun tidak memberikan jawaban.
(GoesJoy)