Setelah Diintimidasi, Warga Semakin Berani Ungkapkan Dugaan Kongkalikong Bantuan PIP SDN Cipeundeuy, Hak Anak Yatim Diembat Juga!

suaracianjur.com
Mei 10, 2025 | 14:23 WIB Last Updated 2025-05-10T07:41:22Z
Foto: Dok. (Goesta/SC) Setelah mendapat perlakuan intimidasi dari oknum guru, emak- emak makin berani ungkapkan praktik kongkalikong pencairan dana bantuan PIP SDN Cipeundeuy.

SUARA CIANJUR | MANDE - Puluhan emak- emak orang tua wali murid yang anaknya bersekolah di SDN Cipeundeuy, dan tercatat sebagai penerima manfaat bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) kembali berkumpul di rumah salah satu warga desa ciandam, jumlah mereka semakin bertambah dan semakin berani mengungkapkan dugaan kongkalikong pencairan dana bantuan PIP. Sabtu (10/5/2025).

Bahkan diantara mereka ada yang berstatus anak yatim, mereka sudah muak dengan praktik dugaan kongkalikong pencairan dana bantuan PIP, mereka juga merasa aneh akan sikap pihak sekolah, dengan ramainya pemberitaan di media online bukanya memperbaiki kinerja, malah muncul dugaan intimidasi kepada masyarakat yang berkeluh kesah kepada media.

Berkumpul di salah satu rumah warga desa ciandam, DN orang tua wali murid, berkeluh kesah kepada awak media suara cianjur, menurut pengakuan NC anaknya yang berstatus peserta didik di SDN Cipeundeuy, seharusnya sudah menerima dana bantuan PIP sebanyak lima kali, sesuai yang tercatat di aplikasi si pintar.

" Anak saya NC selama sekolah di SDN Cipendeuy baru menerima bantuan PIP cuma dua kali, padahal ketika saya cek di aplikasi si pintar tercatat sebanyak lima kali," aku DN kepada awak media suara cianjur pada Jumat (9/5/2025).

" Disini saya merasa ada keanehan, sisanya yang tiga kemana?," ucap NC mempertanyakan sisa bantuan yang tak kunjung ia terima.

Masih di tempat yang sama, Fitri warga desa ciandam yang anaknya sekolah di SDN Cipeundeuy, blak- blakan, anaknya yang tercatat sebagai penerima manfaat bantuan PIP, ketika cair di kenakan pemotongan.

" Abdi kantos naroskeun ka pihak komite sakola waktos pencairan di BRI, waleran komite nu hiji deui mah teu cios dicairkeun, abdi ngaraos aneh ari ningali na buku tabungan aya 3 kali pencairan, nu katampinamah mung 2 kali?," jelasnya.

Hal senada disampaikan LN, ia mengeluhkan dana bantuan PIP adik kandungnya, menurut dia, RS adik kandungnya yang berstatus anak yatim seharusnya menerima bantuan sebanyak tiga kali.

" Adik kandung saya juga sama, seharusnya menerima bantuan PIP sebanyak tiga kali, sesuai di aplikasi si pintar, tapi faktanya nerima hanya dua kali," terang LN.

Pengakuan serta keluhan DN dan LN di hamini oleh puluhan emak- emak yang berkumpul di rumah salah satu warga, mereka berkumpul berkeluh kesah atas dasar mengalami perlakuan yang sama.
Foto: Dok. (Goesta) Emak- emak warga desa ciandam yang anaknya bersekolah di SDN Cipeundeuy berkumpul di salah satu rumah milik warga desa ciandam, mereka berkeluh kesah permasalahan PIP.

Saat ditanya awak media suara cianjur apa yang menjadi keinginan dan harapan emak- emak terkait permasalahan dana bantuan PIP SDN Cipeundeuy Mande?.

" Harapan dan keinginan kami pihak sekolah transparan dalam pencairan PIP, jangan ada kebohongan lagi dalam proses pencairannya, perlu digaris bawahi, kami sangat membutuhkan dana bantuan tersebut," jawab DN mewakili Bapak- bapak dan emak- emak yang hadir disalah satu rumah warga.

Selanjutnya IN salah satu emak- emak dengan lantang menegaskan.

" Kami berkumpul di sini bukan keinginan wartawan, pihak sekolah jangan salah memahami, jangan salah mengartikan, ini murni keinginan kami, kami percaya kepada media," ucap IN menegaskan.

" Sengaja kami sampaikan keluh kesah kami kepada media, dengan harapan beritanya dibaca oleh mereka para pemangku kebijakan, dan kami berharap permasalahan ini ada penyelesaian yang adil, kami pernah ngomong langsung ke pihak sekolah, namun tidak ada penyelesaian, mirisnya kejadian serupa setiap tahun terus terulang," tegas IN.

Masih dilokasi yang sama, seorang emak- emak dengan mulut bergetar nampak ketakutan berbicara lirih kepada awak media suara cianjur.

" Kamari abdi kadongkapan oknum salah satu guru SDN Cipeundeuy, kumaha nya abdi sararieun, anjeuna ngalarang abdi nyarios perkawis PIP ka media," lirih emak- emak yang meminta namanya dirahasiakan redaksi.

" Bisi aya nu dongkap omat ulah nyarios masalah PIP," ucapnya dalam bahasa sunda mengulang ucapan oknum guru.
Foto: Dok. (Goesta/SC) SDN Cipeundeuy di Desa Ciandam Kecamatan Mande Kabupaten Cianjur.

Hal yang sama di ceritakan oleh emak- emak lainnya.

" Pak kamari abdi ge ningali Pak Sedi, Pak Galuh, sareng pak Oyan ka Cicondong nepangan teh Uti, paingan atuh ti Cicondong mah jadi rarobah bahasana, nu tadina nuntut PIP ayeuna jempling sigana jadi sarieun jempe," ungkap emak- emak yang namanya tercatat di redaksi suara cianjur.

Sebelumnya dikonfirmasi awak media suara cianjur, pada Rabu, 7 Mei 2025. Oyan selaku Komite Sekolah membenarkan telah terjadi pemotongan dana bantuan PIP di SDN Cipeundeuy.

" Benar, memang ada potongan Rp.50.000 pak, itu betul, itu untuk infaq pembangunan MCK, Mushola, jalan, dan pagar, jadi bukan untuk kepentingan pribadi saya," terang Oyan.

Sementara itu Aceng Hilman, S.Pd. Kepala Sekolah Cipeundeuy saat diwawancarai awak media mengaku belum memahami apa yang telah terjadi di sekolah yang ia pimpin.

" Saya bertugas menjadi kepala sekolah di SDN Cipeundeuy tahun 2023, perihal adanya permasalahan ini, saya harus mengecek terlebih dahulu bagaimana permasalahannya," kelit Hilman.

Sambung Aceng, yang jelas ditahun 2023 pencairan dana PIP sudah diarahkan langsung dicairkan oleh masing- masing pihak orangtua penerima.

Tidak hanya Kepala Sekolah yang di konfirmasi awak media, Bubun Bunyamin selaku Operator juga dimintai tanggapannya terkait permasalahan bantuan PIP di SDN Cipeundeuy. Ia juga mengaku baru menjabat sebagai operator di SDN Cipeundeuy.

" Pak, abdi baru bertugas menjadi operator di SDN Cipendeuy, jadi tidak bisa banyak memberikan penjelasan," kilahnya.

" Alangkah baiknya yang bersangkutan datang langsung ke sekolah biar jelas nanti kita cek gimana permasalahannya," tutur Bubun.

Permasalahan pencairan dana bantuan PIP SDN Cipeundeuy ramai diperbincangkan masyarakat, dan kini telah menjadi konsumsi publik, bahkan mendapat sorotan dari berbagai kalangan, salah satunya sorotan tajam dari Aliansi Pemerhati Pendidikan di Kabupaten Cianjur.

" Disaat pemerintah fokus memperhatikan dunia pendidikan, dengan menggelontorkan anggaran negara yang begitu besar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul, ternyata di daerah masih ada oknum yang nekad mengutak ngatik bantuan untuk pendidikan, bahkan tega mengambil hak anak yatim," tutur Ahmad Ketua Aliansi Pemerhati Pendidikan.

" Jika nanti, ini terbukti dilakukan oleh oknum yang sejatinya di amanahi untuk mendidik anak bangsa tentang nilai nilai kebaikan serta kejujuran, miris sekali, sangat miris sekali, soalnya ada pepatah lama yang familiar ditelinga masyarakat 'Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari," ujarnya nampak geleng- geleng kepala.

Terakhir Ahmad mengkhawatirkan dampak dari sebuah prilaku negatif yang dilakukan oleh oknum di salah satu lembaga pendidikan; " Apa jadinya jika fenomena ini ditiru oleh murid, tentunya ini akan berdampak kepada kemunduran dalam dunia pendidikan, sangat memprihatikan dan sangat disayangkan." Pungkasnya.

(GoesJoy)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Setelah Diintimidasi, Warga Semakin Berani Ungkapkan Dugaan Kongkalikong Bantuan PIP SDN Cipeundeuy, Hak Anak Yatim Diembat Juga!

Trending Now

Iklan