Apa Kabar Dana Bos? Pengadaan Meja dan Bangku Sekolah Menjadi Beban Orang Tua Murid, Kepsek SDN Cikaratok: Itu Hasil Musyawarah Komite

suaracianjur.com
Juni 26, 2025 | 11:55 WIB Last Updated 2025-06-26T04:59:04Z
Foto: Dok. (Goesta/Rafli/SC) Komite Sekolah SDN Cikaratok sedang memperlihatkan sarana belajar mengajar, meja dan bangku hasil urunan orang tua murid.

SUARA CIANJUR | CIANJUR - Menindak lanjuti kekurangan 10 set meja dan bangku belajar kelas 1 di SDN Cikaratok Sukaresmi, pihak Sekolah melalui Komite melakukan musyawarah dengan Orang Tua Murid, selanjutnya hasil musyawarah mengharuskan setiap orang tua murid membeli atau membuat sendiri satu set bangku dan meja belajar. Kamis (26/6/2025).

Di konfirmasi awak media suara cianjur Komite Sekolah SDN Cikaratok, Bubun menerangkan, pada saat itu jumlah siswa banyak, tapi sarana meja dan bangku belajar kurang, makanya komite mengadakan musyawarah dengan orang tua murid.

" Pengadaan sarana meja dan bangku memang inisiatif Komite, tapi sebelumnya saya ngomong ke Kepsek jika tidak melanggar aturan, saya akan musyawarah dengan orang tua murid, karena kalau mengajukan ke pemerintah prosesnya lama, sedangkan murid kelas 1 secepatnya memerlukan sarana belajar, masa iya murid harus belajar di lantai," jelas Bubun.

" Hasil musyawarah satu orang tua murid siap patungan 40ribu rupiah untuk membeli 1 set meja dan bangku belajar, tapi sudah saya tekankan kepada Kepala Sekolah meja dan bangku hasil gotong royong orang tua murid bukan milik sekolah," tuturnya.

Namun, hasil musyawarah tersebut di keluhkan oleh orang tua murid, MY (Nama jelas ada di redaksi) mengeluh, dalam situasi ekonomi sulit seperti sekarang ini, beban yang harus di tanggungnya sangat membebani.

" Kata mereka kalau ngak bikin bangku sendirimah belajarnya ngedaplok aja, ya untuk kenyamanan belajar anak saya, akhirnamah saya beli sendiri 150 ribu, kalau yang gedemah untuk berdua harganya 300 ribu," ujar MY.

Itu beli bangkunya dari mana? tanya awak media.

" Saya beli dari pengrajin yang biasa membuat bangku, sesudah bangkunya saya bawa ke sekolah," ucapnya.

Alasan pihak sekolah apa sih Bu disuruh bawa bangku sendiri? tanya awak media.

" Ya bilang nya kitu we, kalau ngak bikin sendiri ya begitu belajarnya ngedaplok, ngak duduk," jawabnya dengan logat sundanya yang kental.

Setahu Ibu semuanya harus beli sendiri? tanya awak media.

" Semua beli," jawabnya.

Yang dibeli oleh Ibu, itu meja atau kursi? kejar awak media kembali bertanya.

" Kursi Pak, saya beli 150 ribu, itu juga uangnya dapat pinjam dari bank emok, gimana lagi da sakola tidak menyediakan bangku.

Terpisah, Kepala Sekolah SDN Cikaratok, Suparman saat di konfirmasi awak media terkait isu pengadaan bangku sekolah yang dibebankan kepada orang tua murid menjelaskan.

" Meja dan bangku itu bukan bayar, pas saya menjadi kepala sekolah disini, di kelas 1 ada kekurangan 10 bangku dan meja, saya melihat anak- anak belajar dilantai, kemudian ada inisiatif dari komite untuk bermusyawarah dengan orang tua murid, hasil musyawarah orang tua murid sanggup menghibahkan bangku," terang Suparman.

" Di saya sendiri bahan kayunya banyak, ada juga yang mengambil dari saya, setelah itu Alhamdulillah sepuluh bangku akhirnya beres, walaupun pembuatannya tidak sempurna, karena ukurannya berbeda-beda," imbuhnya.

Suparman menambahkan, kepada orang tua murid saya bilang nanti kalau anaknya sudah kelas 6, bangku tersebut boleh di ambil, karena inikan hibah, menitipkan.

" Ini bukan saya minta bantuan, atau dalam bentuk apapun, karena untuk kegiatan sekolah ada dana bos," tuturnya.

Orang tua murid kaitan dengan bangku tersebut membuat sendiri atau ada urunan? tanya awak media.

" Tidak urunan, karena tidak semua orang tua murid bisa membuat bangku, jadi kalau ada tetangganya yang tukang kayu, ya nyuruh ke dia, untuk biaya pembuatannya macam- macam, ada yang 40ribu, ada juga orang tua yang bilang habis 150 ribu," jawabnya.

Sebelumnya ada upaya dari pihak sekolah ngak untuk mengajukan bantuan, agar tidak membebani orang tua murid? tanya awak media.

" Kalau upaya tentu ada, tapi kan biasanya kalau bangku itu satu set dengan bangunan, pas saya masih menjadi guru disini pernah mengajukan, tapi pas jadi kepsek belum mengajukan," ungkapnya.

Seandainya orang tua murid tidak membuat bangku sendiri, bagaimana kegiatan belajar murid? tanya awak media.

" Ya biasa dilantai, dilantai ngedaplok," jawab Suparman.

" Jumlah sarana belajar yang mereka bawa sebanyak sepuluh set, hanya di kelas 1 saja, dari tahun 2024," tutupnya.

Hal tersebut mendapat tanggapan dari Lembaga Pemerhati Pendidikan, Aceng Abdurahman angkat suara. Pengadaan meja dan bangku di SD Negeri sebaiknya tidak dibebankan langsung kepada orang tua murid, itu kewajiban pemerintah karena membebankan biaya pengadaan meja dan bangku kepada orang tua murid dapat menyebabkan ketidakadilan bagi siswa dari keluarga kurang mampu.

" Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dapat digunakan untuk membeli bangku dan meja. Dana BOS adalah dana yang diberikan oleh pemerintah untuk membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan menunjang kegiatan operasional sekolah," jelasnya.

" Dana BOS dapat digunakan untuk berbagai keperluan membeli sarana dan prasarana sekolah, seperti bangku, meja, dan peralatan lainnya," ucapnya.

Terakhir Aceng Abdurahman menegaskan, perlu diingat bahwa penggunaan Dana BOS harus sesuai dengan pedoman dan aturan yang berlaku, serta harus dipertanggungjawabkan dengan baik. 

" Sekolah harus memastikan bahwa penggunaan Dana BOS transparan dan akuntabel," tutupnya.

(Goes/Rafli)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Apa Kabar Dana Bos? Pengadaan Meja dan Bangku Sekolah Menjadi Beban Orang Tua Murid, Kepsek SDN Cikaratok: Itu Hasil Musyawarah Komite

Trending Now

Iklan