SUARA CIANJUR | PAGELARAN - Semangat pemuda rawayan aksara dalam meningkatkan minat membaca dikalangan masyarakat cianjur selatan semakin menggebu, bertepatan dengan hari lahirnya (Harlah) Pancasila, mereka bekerja sama dengan Mild Barbershop menyediakan pojok baca, tujuan nya untuk memperkaya literasi melalui membaca.
Ungkapan "Buku adalah Jendela Dunia" di zaman digital seperti sekarang ini, bagi Pemuda Rawayan Aksara masih sangat relevan, menurut mereka ketika browsing berselancar di internet sama saja, karena di awali dengan mengetik (menulis) kemudian dibaca, hanya saja medianya saja yang berbeda.
Mild Barbershop yang di kelola oleh anak- anak muda cianjur selatan, tepatnya di Kp. Cicurug Rt. 05/08 Desa Sindangkerta Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur bukan hanya sekedar tempat potong rambut biasa, di dalamnya terdapat pojok membaca bagi siapa saja, tidak hanya untuk pelanggan. Ide tersebut mereka lakukan disaat Pojok Baca di Tengah Gempuran Digitalisasi.
Kepada awak media suara cianjur. Jamil, Owner Barbershop menjelaskan. Kolaborasi ini mulai berjalan sejak Selasa, 28 Mei 2025, dan menjadi upaya untuk memperluas akses literasi ke ruang-ruang publik yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
" Dengan menjadikan barbershop sebagai salah satu titik baca, literasi diperkenalkan secara lebih santai dan membumi, khususnya kepada pelajar dan generasi muda," ungkap Jamil, Sabtu (1/6/2025).
" Kami menerima kerjasama dengan Pemuda Rawayan Aksara karena visi kita sama, ingin meningkatkan literasi masyarakat melalui membaca," imbuhnya.
Gerakan literasi berbasis komunitas di bangun dengan semangat kebersamaan.
Foto: Dok. (Hasanudin/SC) Mild Barbershop, anak muda cianjur menciptakan pojok baca di tempat tidak biasa, seperti di ruang ruang publik. |
“ Kami membuka ruang ini karena melihat semangat yang sama dari teman-teman Rawayan Aksara. Ini bentuk kecil dari kepedulian bersama,” tutur Jamil mengakhiri sesi wawancara dengan awak media suara cianjur.
Sementara itu, Rizieq Anwar Farhan sebagai penggagas Rawayan Aksara menyampaikan bahwa kehadiran pojok baca ini bukan semata tentang menyediakan buku, melainkan juga menghadirkan ruang tumbuh untuk budaya berpikir dan berdiskusi.
“ Kami ingin literasi hadir di tempat-tempat yang tidak biasa. Ini bukan sekadar soal membaca, tapi juga membiasakan masyarakat untuk berpikir dan peduli,” ujarnya.
" Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa gerakan kecil yang dilakukan bersama mampu menciptakan dampak nyata dalam membangun budaya literasi dari akar rumput," pungkasnya.
Hasanudin