6,8 persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gangguan Cemas, Jabar Masuk Diurutan Ini

suaracianjur.com
Oktober 08, 2020 | 02:37 WIB Last Updated 2020-10-07T19:37:23Z
6,8 persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gangguan Cemas, Jabar Masuk Diurutan Ini

SUARA CIANJUR ■ Rumah Sakit Jiwa Jawa Barat menggelar webinar bertajuk "Menjaga Kesehatan Jiwa di Masa Pandemik". Kegiatan itu sekaligus memperingati Hari Kesehatan Jiwa Sedunia yang jatuh pada 10 Oktober 2020.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, berdasarkan survei Puslitbangkes Kemenkes 2020, 6,8 persen masyarakat Indonesia mengalami gangguan cemas, 85,3 persennya sebelumnya tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri..

Dari presentasi itu hampir 8 persen berasal dari Jakarta, Jawa Barat, Banten. Ini relevan dengan peningkatan jumlah pasien yang mengalami gangguan cemas ke rumah sakit jiwa Jabar.

"Tekanan psikologis juga sangat berat, tingginya angka kematian oleh Covid-19, informasi ketidakjelasan kapan situasi pandemik akan berakhir, belum hadirnya vaksin, isu isolasi sosial, stigma, kehilangan pekerjaan, perubahan cara belajar mengajar dan tingginya juga kekerasan rumah tangga sebagai dampak terjadinya perceraian itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita sepelekan," ucap Emil, sapaan akrabnya, Rabu (7/10). 

Emil mengatakan, beredarnya informasi palsu dan berita bohong kian menciptakan ketakutan serta meningkatkan kekhawatiran secara berlebihan. Karena itu, kedewasaan dalam pemanfaatan media sosial harus terus dikampanyekan. 

"Hari ini masalahnya bukan mencari informasi tapi memilah informasi. Maka situasi berita negatif tentu harus kita kontrol," ungkapnya seperti diberitakan Kantor Berita RMOLJabar. 
Selain itu, pandemik juga turut menyasar aktivitas pendidikan anak dan remaja. Berbagai kendala dirasakan para orangtua dan siswa ketika menjalani pembelajaran daring. 

"Juga pada anak-anak ada sistem yang mengharuskan menjalani pendidikan di rumah atau jarak jauh. Ini juga membuat stres kepada anak dan orang tua apalagi keterbatasan internet dan lainnya. Sungguh sangat memprihatinkan," katanya. 

Emil memastikan, pihaknya sudah menyiapkan krisis center di RSJ Jawa Barat yang berlokasi di Cisarua KBB dan Graha Atma Bandung sebagai respons cepat kegawatdaruratan jiwa seperti potensi bunuh diri.

 Selain itu, RSJ Jawa Barat juga meluncurkan program Konsultasi Jiwa Online (KJOL), sebagai jawaban atas meningkatnya permasalahan kejiwaan di masa pandemi. 

"Yang terbaru, lahirnya layanan konsultasi jiwa online atau KJOL RSJ Jabar yang sekarang lagi meningkat. Keberadaannya ini adalah respons terhadap meningkatnya permasalahan kejiwaan di masa pandemi. KJOL ini jadi solusi memudahkan petugas untuk screening mana yang cukup via telepon atau datang secara fisik. Keren sekali saya apresiasi," tandasnya. (Sumber: RMOL)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • 6,8 persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gangguan Cemas, Jabar Masuk Diurutan Ini

Trending Now

Iklan