Foto: Dok. (Ark/SC) Wayang Landung memiliki Bermacam karakter tokoh pewayangan (Arkam Suara cianjur). |
SUARA CIANJUR | SUKABUMI - Ada Budaya serta Kearifan Lokal yang luar biasa di Kp. Sasagaran RT. 01/03 Desa Sasagaran Kecamatan Kebonpedes Kabupaten Sukabumi, ide kreatif ini dikembangkan oleh seniman asal Kampung Sasagaran, dan terinspirasi oleh Budaya Wayang Landung dari Panjalu.
Kata Wayang Landung merujuk dari bahasa Sunda, Landung yang memiliki arti Jangkung, atau tinggi, artinya Wayang Tinggi, budaya tradisional ini jika dikembangkan berpotensi menjadi ikon budaya di Kabupaten Sukabumi. Serta menambah kekayaan budaya setempat.
Salah satu Tokoh Pemuda setempat, yang suka berperan menjadi Dalang dalam salah satu Karakter tokoh pewayangan, mengatakan.
" Memainkan Wayang Landung tidak seperti memainkan Wayang golek. Dalang Wayang Golek memainkan karakter tokoh pewangan sendiri, sambil duduk," jelasnya, Sabtu (2/8/2025).
" Beda dengan wayang landung, satu dalang memainkan satu karakter tokoh pewayangan," Imbuhnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa setiap tokoh pewayangan memiliki karakter masing-masing, dan dalang yang memainkannya harus bisa menjiwai karakter tersebut.
Lebih lanjut Herdi mengatakan bahwa budaya wayang landung yang digarapnya belum memiliki wadah, sanggar seni.
" Kami belum memiliki sanggar seni, dan masih di kelola oleh warga yang peduli terhadap seni budaya tradisional," ungkapnya.
Selanjutnya Herdi menjelaskan cara pembuatan, serta bahan- bahan yang diperlukan untuk membuat wayang landung.
Foto: Dok. (Ark/SC) Satu orang Dalang memerankan salah satu tokoh pewayangan, tingginya sekitar 2 meter, dan beratnya mencapai 40 kg, untuk salah satu karakter. |
" Bahan yang di perlukan dalam membuat wayang landung seratus persen berasal dari alam," ujarnya.
" Untuk muka wayang Landung di buat dari tanah liat, untuk badannya sendiri dibuat dari dedaunan, seperti daun nangka, janur, puring, hanjuang, dan untuk bawahannya terdiri dari bahan jerami, dan kararas, khusus untuk di daerabuka didalamnya menggunakan busa spon, atau eva busa," bebernya.
Wayang Landung ini pentas pada helaran apa saja? tanya awak media.
" Proses pertunjukan wayang landung dibagi menjadi tiga bagian, yang pertama disebut ngawalan, yang kedua disebut ngarak, dan yang terakhir disebut manggung," jawabnya.
" Ngawalan diisi dengan kegiatan susuguh dan sebagainya, ngarak artinya berkeliling, dan manggung berarti setiap dalang memainkan setiap tokoh karakter pewayangan," terangnya.
Apa harapan pengurus komunitas seni budaya tradisional wayang landung untuk kedepannya? tanya awak media.
" Kami berharap pemerintah daerah mendukung, serta turut mempromosikan wayang landung versi kabupaten sukabumi," jawabnya.
" Kedepannya budaya tradisional ini bisa mengisi kegiatan seremonial di pemerintahan kabupaten sukabumi, seperti menyambut tamu, dan lain-lain," paparnya.
Terakhir awak media pertanyakan, tokoh pewayangan apa saja yang sering di mainkan oleh para seniman dalang wayang landung? tanya awak media.
" Seperti tokoh Naga pencona, Hanoman, Gatotkaca, Bima, Arjuna, Wayungyang, Rahwana, Buncit, Buta elang, serta gugunungan sebagai pembuka, sama seperti wayang pada umumnya, disesuaikan dengan tema cerita, dan permintaan yang mengundang, termasuk dalam hal musik pengiringnya, mau musik tradisional, maupun musik modern, tergantung orang yang memesannya," urainya.
" Tinggi wayang landung ini bisa mencapai 2 meter, dengan berat 40 kg," pungkasnya.
(Ark)