| Foto: Dok. (Goes/Rafli-SC-Net) Usai Diintimidasi Oknum Guru, Siswa SDN Kidang Buana Nampak Murung, Menolak Bersekolah?. (Gambar ilustrasi). |
SUARA CIANJUR | MANDE - Pada hari Rabu, 9 Juli 2025 sekitar pukul 08.00 WIB puluhan orang tua penerima manfaat Program Indonesia Pintar (PIP) datangi SDN Kidang Buana, mereka menuntut keterbukaan serta pertanggung jawaban pengelola PIP, tuntutan mereka ditanggapi oleh pihak sekolah dengan mengembalikan hak penerima manfaat.
Namun tuntutan orang tua penerima manfaat tersebut diduga menimbulkan ketidaksukaan oknum guru, yang berimbas terjadinya dugaan intimidasi oleh oknum guru kepada siswa, yang orang tuanya vokal menyuarakan dana bantuan program Indonesia pintar.
Peristiwa Intimidasi tersebut berpotensi mencoreng citra baik profesi pendidik, bahkan siswa yang menjadi korban Intimidasi oknum guru nampak murung, dan tidak mau bersekolah, diantaranya ada yang meminta kepada orang tuannya untuk pindah sekolah.
Mendapati keluhan dari orang tua murid, awak media mendatangi SDN Kidang Buana, untuk mengkonfirmasi langsung Burhan selaku Kepala SDN Kidang Buana.
" Permasalahan tersebut sudah di musyawarahkan dengan orang tua siswa, dan saya sendiri sudah memberikan masukan kepada para guru di SDN Kidang Buana, jangan sampai muncul lagi permasalahan di sekolah," terang Burhan Kepala SDN Kidang Buana, Rabu (3/9/2025).
" Apalagi prilaku dan tata cara berbahasa harus di jaga," imbuhnya.
Ia juga berharap situasi di sekolah yang ia pimpin kondusif, dan tidak lagi muncul permasalahan.
" Kami berharap tidak muncul lagi pemberitaan kurang baik tentang SDN Kidang Buana," harapnya.
Sementara itu, Heni Guru yang bersangkutan mengaku tidak terlibat dalam permasalahan tersebut.
" Jadi dalam hal ini saya tidak tahu menahu," kelitnya saat di konfirmasi awak media melalui sambungan aplikasi perpesanan WhatsApp.
" Insyaallah kedepannya kejadian serupa tidak akan terulang kembali," katanya.
Lanjut Heni: " Tapi sy tidak merasa diskriminasi ini salah paham bp udah d selesaikan sm pavks anaknya jg udah ngaku salah dan minta maaf skrg ibunya skt struk ktnya," tulisnya melalui pesan singkat WhatsApp.
" Hari kemarin sy kaget dapet laporan dari temen pa asep karna sy ngga merasa bicara seperti itu jd sy minta pa asep sm pa ks untuk langsung tanya anak"semua k kelas karna sy kesal lagi" d pitnah karna salah paham akhirnya sy nangis d situ sy bilang klo ada yg merasa salah minta maaf akn sy maafin, ada s dayana yg minta maaf dan mengakui kesalahannya & bilang skrg ibunya skt struk udah seminggu jd sy kasian," tulisnya.
Terpisah, MI (Nama jelas ada di redaksi) orang tua murid yang anaknya diduga jadi korban Intimidasi oknum Guru SDN Kidang Buana kepada awak media mengatakan.
" Anak saya selalu nangis di kamar dan tidak mau sekolah, pas saya tanya kenapa menangis nak? ia menjawab; ah saya tidak mau sekolah lagi, kemarin pun saya selalu menerima perkataan yang kurang enak dari bu Heni, setelah mempertanyakan bantuan PIP di sekolah," ucap MI menirukan ucapan anaknya.
" Saya malu, karena ada seorang guru selalu nyinggung terus sama saya, ini terjadi setelah mempertanyakan PIP yang tidak di salurkan, bahasanya kamu harus bisa menyenangkan ibu, karena nilai baik dan buruk kalian ada di tangan ibu," ujar MI mengutip pengakuan anaknya.
(Goesta/Rafli)